REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Anzor Tsarnaev, ayah tersangka pembom Boston menegaskan kedua anaknya, Tamerlan Tsarnaev dan Dzhokhar Tsarnaev, tidak bersalah. Ia bahkan berpendapat kedua putranya dijebak FBI, yang mengintai mereka sejak lama.
"Mereka hanya ingin menempatkan Tamerlan dan Dzhokhar sebagai orang pada waktu dan tempat yang salah," kata Anzor Tsarnaev ketika dihubungi lewat telepon oleh harian 'Komsomolskaya Pravda' di Rusia, seperti disadur AFP, Senin (22/4).
Anzor mengatakan, sebelum dituduh sebagai tersangka pembom, rencana kedua anaknya adalah kembali bekerja di Rusia. Selain itu, Anzor berharap bisa pergi ke Amerika Serikat untuk menemui anaknya yang sedang menjalani rawat inap setelah ditangkap dengan kondisi luka serius.
"Saya hanya mendapat informasi dari televisi, kami berencana untuk pergi dan menemui mereka di AS jika Allah mengizinkan," katanya.
Anzor mengatakan, kedua putranya sedang belajar dan bekerja di AS. Putra pertamnya, Tamerlan sempat berbicara dengannya lewat telepon pascapengeboman terjadi. Saat itu, Tamerlan mengaku menerima telepon dari polisi yang mengatakan ia adalah tersangka.
"Tamerlan sedang mengantar Dzhokhar ke sekolah ketika polisi mulai menembaki mereka. Ini adalah jebakan, perintah politik, sebuah aksi panggung Hollywood," katanya.