Kamis 25 Apr 2013 04:42 WIB

Menlu AS Curigai Asing Dalam Ledakan Bom Boston

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Citra Listya Rini
Menlu AS, John Kerry
Foto: AP PHOTO
Menlu AS, John Kerry

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry mencurigai adanya keterlibatan asing atas tragedi Bom Maraton Boston yang terjadi Ahad (14/4) lalu. Menurutnya, peristiwa radikalisme tanpa dorongan eksternal tentu amatlah ajaib.

"Kami melihat anak muda (Tamerlan Tsarnaev) yang pergi ke Rusia, lalu ke Chechnya. Kemudian kembali lagi ke Boston untuk membunuh orang-orang," kata Kerry saat lawatannya ke ibu kota Belgia, Brussel, seperti dilansir CNN News, Rabu (23/4).

Menurut CNN News,pernyataan Kerry tersebut adalah spekulasi hasil dari penyelidikan Biro Investigasi Federal AS (FBI) mengenai keterkaitan asing dalam peritiwa yang menelan tiga korban jiwa di Boston.

Seperti diketahui Tsarnaev bersaudara, Tamerlan (26 tahun) bersama adiknya, Djohar Tsarnaev (19 tahun) adalah pelaku utama dua ledakan Bom Panci yang juga menciderai lebih dari 176 orang itu. Tsarnaev bersaudara ini adalah imigran asal Chechnya. Sebuah wilayah di selatan Rusia yang penuh kecamuk.

Tamerlan selama di AS tercatat pada 2011 dan 2012 pernah pulang pergi Boston-Rusia dengan keperluan yang belum terungkap. Intelejen Rusia pada 2011 pernah meminta FBI agar mengintrogasi Tamerlan. Namun FBI menyatakan Tamerlan bersih dari aktivitas berbahaya.

Tamerlan tewas saat FBI melakukan pengejaran terhadapnya pada Kamis (18/4). Tiga hari pascaledakan beruntun tersebut. Sedangkan Djohar, hingga Rabu (24/4) masih tidak bisa bicara dan tidak dapat diintrogasi lantaran luka di bagian leher dan lidahnya.

Djohar saat ini berada di Rumah Sakit Beith Israel, Kota Boston, setelah buron, dan ditangkap sehari setelah kematian kakaknya.

"Jadi bukan persoalan (katakanlah) kemana dia (Tamerlan) pergi, tapi dia telah belajar sesuatu dari tempat di mana dia pergi dan kembali lagi bersama sebuah keinginan untuk membunuh orang-orang," sambung Kerry.

Seorang staf senior Kemenlu mengatakan keliru jika memaknai pernyataan Kerry sebagai tuduhan kepada asing. Menurut pejabat yang tidak dilansir namanya ini, pernyataan Kerry adalah jawaban atas keprihatinnya mengenai paham radikalisme.

"Itu hanya menunjukkan, dia (Kerry) ikut prihatin, bukan pernyataan tentang kecurigaan atau informasi baru. Apalagi kalau anda menyimpulkan itu sebagai (tuduhan) keterlibatan individu lainnya," ujar staf tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement