Kamis 25 Apr 2013 22:10 WIB

Erry Riyana Hardjapamekas Komisaris Utama MRT

Stand MRT di arena Pekan Raya Jakarta, Juni 2012.
Foto: REPUBLIKA/Agung Fatma Putra
Stand MRT di arena Pekan Raya Jakarta, Juni 2012.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar oleh PT MRT Jakarta telah menetapkan sejumlah anggota dewan komisaris baru termasuk komisaris utama perusahaan tersebut.

"Dalam RUPS yang kita adakan Kamis sore sudah ditentukan dewan komisaris baru PT MRT Jakarta. Komisaris utama sudah baru, begitu juga dengan komisaris lainnya," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami usai menghadiri RUPS PT MRT Jakarta di Jakarta, Kamis.

Dalam RUPS tersebut, Erry Riyana Hardjapamekas ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT MRT Jakarta menggantikan Achmad Harjadi. Sebagai informasi, Erry adalah mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Selain itu, empat komisaris baru lainnya, yakni Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta Sarwo Handayani, Penasihat Wakil Gubernur DKI Jakarta Trisbiantara, Dirjen Perkeretaapian Tunjung Inderawan dan Dirjen Perimbangan Keuangan Adriansyah.

"Khusus untuk pak Adriansyah, ada sedikit catatan, yaitu baru bisa menjabat

sebagai komisaris setelah ada persetujuan dari Menteri Keuangan," ujar Boestami.

Dengan berbagai pengalaman yang dimiliki oleh dewan komisaris tersebut, Boestami berharap proyek pembangunan sarana transportasi masal atau Mass Rapid Transit (MRT) dapat berjalan dengan lancar dan cepat.

Seperti diketahui, pengerjaan proyek MRT dibagi menjadi delapan paket konstruksi sipil. Rinciannya, tiga konstruksi sipil bawah tanah (underground), tiga konstruksi sipil layang dan dua paket pengadaan sistem dan rolling stock (pengadaan kereta).

Dari delapan paket tersebut, enam paket sudah dilakukan lelang tender terlebih

dahulu, yakni tiga paket bawah tanah dan tiga paket layang. Konstruksi sipil MRT bawah tanah dikerjakan terlebih dahulu karena waktu pembangunannya lebih lama dibandingkan dengan konstruksi layang.

Dari hasil lelang tiga paket underground senilai Rp4,5 triliun, terpilih dua konsorsium dari total tujuh konsorsium gabungan perusahaan Jepang dan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengikuti lelang tender.

Dua konsorsium yang diperkirakan menjadi pemenang tender tiga paket underground itu, antara lain Shimizu-Obayashi-Wijaya Karya-Jaya Construction Joint Venture untuk dua paket. Sementara itu, Sumitomo Mitsui Construction Company (SMCC)-Hutama Karya Joint Operation untuk satu paket.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement