REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mulai Juli 2013, Kementerian Kesehatan akan memberikan imunisasi tambahan berupa vaksin Hemafilus Influenza Tipe B bagi anak usia dua sampai empat bulan. Vaksin ini berguna menurunkan angka kematian anak yang disebabkan oleh penyakit pernapasan.
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan, 50 persen kematian bayi di Indonesia disebabkan oleh penyakit pernapasan. Oleh karena itu vaksin ini sangat dibutuhkan untuk mengurangi angka kematian pada bayi tersebut.
Sebelumnya, imunisasi pada anak hanya bisa mencegah empat penyakit saja, yaitu penyakit difteri, batuk seratus hari, tetanus, dan campak. Dengan adanya vaksin baru ini, ada satu penyakit lagi yang bisa dicegah.
"Sekarang kita masukkan vaksin itu supaya anak ada kekebalan dasar. Kalau dia tertular tidak akan menyebabkan kematian," ujar Nafsiah usai membuka acara seminar imunisasi dalam rangka Pekan Imunisasi Dunia di gedung Kemenkes, Jakarta, Sabtu (27/4).
Namun, lanjut dia, pemberian vaksin tersebut baru akan dilakukan di empat provinsi terlebih dahulu, yaitu Jawa Barat, Yogyakarta, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Menurut Nafsiah, ke-empat provinsi tersebut yang saat ini paling membutuhkan vaksin Hemafilus Influenza Tipe B itu.
Kementerian Kesehatan mencatat, masih ada sekitar 3 juta anak Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi lengkap. Karena itu, dia berharap para praktisi kesehatan dibantu dengan kader PKK melakukan aksi jemput bola untuk menjangkau anak-anak agar mendapatkan imunisasi. "Hak setiap anak untuk mendapatkan perlindungan dari penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi," kata dia.