Selasa 30 Apr 2013 16:27 WIB

Irlandia Serius Kembangkan Keuangan Syariah

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Mansyur Faqih
keuangan syariah/ilustrasi
Foto: alifarabia.com
keuangan syariah/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN -- Irlandia serius mengembangkan sektor keuangan syariah. Terbukti, negara ini telah memasukkan keuangan syariah dalam dokumen strategi industri jasa keuangan internasional 2011-2016. 

Hal ini bukan tanpa alasan. Karena sekitar 20 persen dana syariah di Eropa berada di Irlandia Finance Centre Service Centre (IFSC), Dublin, Irlandia. 

Pemerintah Irlandia berkeinginan mengusung Dublin menjadi pusat keuangan syariah Eropa. Sekjen Kementerian Keuangan Irlandia, John Moran menyatakan, perlu masuk dalam paradigma baru dalam hal pembiayaan ekonomi.

"Sudah saatnya mengurangi ketergantungan berlebihan pada bank untuk mendanai pertumbuhan," kata Morgan seperti dikutip dari Irish Times, Selasa (30/4).

Reputasi Irlandia sebagai penerbit obligasi internasional telah dipulihkan. Sekarang tinggal bagaimana mendiversifikasi sumber pendanaan dengan menekannya dalam model pembiayaan alternatif.

"Keuangan syariah menjadi bagian penting dari strategi IFSC bagi pemerintah yang ingin menampilkan Irlandia sebagai tempat dunia muslim untuk berinvestasi dan melakukan bisnis di Eropa," ucap Morgan.

Pemerintah Irlandia fokus pada kemungkinan pendanaan kebutuhan infrastruktur masa depan melalui sukuk. "Ini sebuah keniscayaan bahwa pendanaan non-bank akan memainkan peran jauh lebih besar," ujarnya.

Salah satu perusahaan di Irlandia berencana mengeluarkan sukuk di Malaysia. ESB dikabarkan telah mendapat izin dari regulator lokal. ESB bahkan telah mengantongi nasihat dari spesialis keuangan syariah Amanie Advisors tentang bagaimana cara terbaik memposisikan diri di pasar sukuk Malaysia. 

ESB akan menjadi perusahaan Irlandia pertama dan salah satu lembaga non-keuangan di Eropa yang menerbitkan obligasi berbasis syariah. Berdasarkan proyeksi Standard & Poor, permintaan sukuk global akan melompat dari 240 miliar dolar AS di 2012 menjadi 421 miliar pada 2016.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement