Selasa 30 Apr 2013 20:39 WIB

Tokoh Perubahan Republika Perlu Angkat Tokoh Perempuan

Rep: fenny melisa/ Red: Heri Ruslan
Tokoh Perubahan Republika 2013
Foto: Republika/Prayogi-Yogi Ardhi
Tokoh Perubahan Republika 2013

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Guru Besar Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI)  Susanto Zuhdi mengatakan tokoh-tokoh perempuan perlu mendapatkan perhatian dalam ajang penganugrahan Tokoh Perubahan Republika.

"Porsi ketokohan perempuan juga perlu dipertimbangkan. Kita ini suka melupakan tokoh-tokoh perempuan," ujarnya disela-sela malam penganugrahan Tokoh Perubahan Republika di Djakarta Theater Selasa (30/4).

Staf Ahli Kemenhan Bidang Politik ini pun memperhatikan nama-nama tokoh yang menerima award sebagai Tokoh Perubahan Republika. Ia mengamati dari 41 tokoh yang menjadi penerima anugrah sebagai Tokoh Perubahan Republika sejak tahun 2005-2011, hanya tiga diantaranya perempuan.

Lebih lanjut Santo menyambut baik adanya Tokoh Perubahan Republika.  Menurutnya penganugrahan seperti ini Republika tidak hanya mengangkat tokoh tapi turut menyebarluaskan gagasan tokoh tersebut untuk kebaikan bangsa.

"Ini sangat bagus sekali meskipun ada award lainnya, tapi Tokoh Perubahan Republika ini memiliki karakteristik yang khas," tutur Santo.

Menurut Santo, ketokohan sesorang perlu disebarluaskan agar dapat menjadi tauladan sehingga pemikiran-pemikiran konstruktif semakin berkembang terutama pemikiran kebangsaan yang majemuk.

Santo pun menyarankan agar Tokoh Perubahan Republika memilih tokoh yang tidak hanya memiliki pemikiran yang kuat tapi juga bergerak di masyarakat.  "Mungkin perlu dipertimbangkan tokoh buruh atau serikat guru," ujarnya.

Disamping itu, ia mengatakan Republika perlu mempertimbangkan tokoh-tokoh yang berasal dari daerah  agar tidak terkesan elistis, Jakartasentris atau Jawasentris. Juga perlu diangkat yakni tokoh-tokoh yang  tidak terlihat secara publik dan tokoh dengan kategori usia muda.

"Justru Tokoh Perubahan Republika harus menggali dan menemukan tokoh-tokoh yang harus ditokohkan," ujarnya.

Sebagai koran nasional, Santo menilai Republika memiliki ciri khas dengan rubrik Terajunya.  Hal tersebutlah yang membedakan Republika dengan koran nasional lainnya.

"Teraju itu sangat khas sekali karena tema yang dipilih dan diambil turut mencerdaskan bangsa," tuturnya.

Terakhir Santo pun menyarankan agar Republika tetap menjaga konsistensinya dan mampu menjangkau masyarakat lebih luas lagi. "Agar sesuai namanya Republika menjangkau seluruh masyarakat republik Indonesia," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement