REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Hujan dengan intensitas sedang masih sering turun di sejumlah wilayah di Kabupaten Cirebon. Kondisi ini menyebabkan petani garam menunda musim tanam garam.
"Kalau hujannya masih ada, otomatis pengolahan garam belum bisa dilakukan," ujar seorang petani garam di Kecamatan Pangenan, Johari, Selasa (7/5).
Johari mengatakan, produksi garam biasanya terjadi pada Juli. Karenanya, awal pengolahan tambak garam seharusnya sudah mulai dilakukan awal Mei.
Namun, memasuki pekan kedua Mei, hujan ternyata masih sering turun meski dengan intensitas ringan hingga sedang. Kondisi itu membuat proses pengolahan tambak garam belum bisa dilakukan.
Ketua Asosiasi Petani Garam Seluruh Indonesia (APGSI) Kabupaten Cirebon, M Insyaf, membenarkan kondisi tersebut. Dia menyatakan, hujan yang masih sering turun menyebabkan musim tanam garam menjadi mundur.