REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-- Pengiriman peluru anti-kapal Rusia untuk Suriah dinilai akan "membesarkan hati" rezim dan mengobarkan perang saudara di negara itu. Komentar itu disampaikan pejabat tinggi militer Amerika Serikat, Jumat (17/5)
Komentar Jenderal Martin Dempsey itu adalah konfirmasi resmi pertama dari pemerintah AS bahwa Moskow telah mengirim rudal jelajah canggih "pembunuh-kapal" untuk rezim Presiden Bashar al-Assad.
"Hal ini adalah keputusan yang sangat disayangkan karena akan membesarkan hati rezim dan memperpanjang penderitaan rakyatnya," kata ketua Kepala Staf Gabungan pada konferensi pers ketika ditanya tentang laporan tentang pengiriman rudal tersebut.
"Waktunya tidak tepat dan sangat disayangkan."
The New York Times pertama kali melaporkan pengiriman senjata itu dengan mengutip pejabat AS yang tak bersedia disebutkan namanya, Dalam laporan tersebut disebut rudal-rudal yang dikirim dilengkapi dengan radar canggih.
Rusia sebelumnya telah memberikan rudal jelajah Yakhonts ke Suriah tetapi mereka tidak memiliki radar yang canggih, katanya.
Pada konferensi pers yang sama, Menteri Pertahanan Chuck Hagel mengatakan Amerika akan terus berunding dengan Rusia mengenai konflik Suriah dan bahwa kedua negara berbagi minat dalam mencegah perang regional yang berpotensi meledak.
Presiden Rusia, Vladimir Putin pekan ini, seperti dilaporkan Global Post, mengindikasikan bahwa Moskow mendorong penjualan rudal antiudara, S-300 ke Suriah, terlepas ada tekanan dari Barat.