REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Usai mendaftar ke KPUD, calon Gubernur dan Wakil Gubernur incumbent Jawa Timur (Jatim), Soekarwo – Saifullah Yusuf akan segera mendiskusikan pemetaan wilayah untuk menggalang suara ke masyarakat.
Pasangan tersebut menjanjikan program lanjutan dari periode sebelumnya, hanya saja pemberdayaan wanita akan lebih dimaksimalkan. Hal itu diungkapkan Gubenur Jatim, Soekarwo dalam orasi singkatnya di aula pendaftaran pilgub, gedung KPUD Jatim, Ahad (19/5).
KarSa (Soekarwo-Gus Ipul) dinyatakan memenuhi syarat, karena perolehan suara yang didapat dari 10 parpol dan 22 aliansi parpol non parlemen mampu mendongkrak 70 persen suara.
Namun, dua partai pengusung non parlemen yakni, Partai Kedaulatan (PK) dan Partai Persatuan Nahdatul Ummah Indonesia (PPNUI) tercatat sebagai parpol pendukung pasangan Kofifah-Herman.
Oleh sebab itu, Ketua KPUD Jatim, Andre Dewanto Ahmad akan menelusurinya lebih lanjut. "PK dan PPNUI yang mendukung Kofifah dan Karwo, merupakan dua partai yang sama, namun nama ketua DPD yang tercantum berbeda," kata Andre kepada Republika.
KPUD Jatim juga akan memeriksa kedua berkas tersebut. Untuk Kofifah-Herman, tercatat, ketua DPD PPNUI yakni M Nashum Zein sedangkan PK adalah, Ahmad Isa Noercahya.
Sedagkan PPNUI KarSa atas nama RP Abdul Rachman dan PK, Kemas M Taufik. Ke depan, Andre berencana mengonfirmasi ke masing-masing pusat partai tersebut, sehingga, yang mana nantinya dinyatakan tidak sah, akan ditolak.
Kemudian, Soekarwo tidak terlalu menyoroti persoalan tersebut. Pastinya, malam ini dia bersama wakil gubernur, Gus Ipul akan berkordinasi untuk mematangkan strategi serta pembagian wilayah dukungan.
Meski tidak ada perencanaan baru yang mereka kampanyekan, namun ke depan, pemberdayaan perempuan akan ditetapkan sebagai visi unggulan.
"Karena, bila perempuan miskin, berarti keluarga itu tergolong miskin," kata Soekarwo mengistilahkan pentingnya peranan perempuan.
Dia juga menambahkan, bila sebelumnya masyarakat Jatim harus makmur, kali ini, pihaknya akan meningkatkan target agar warga bisa sejahtera. Karena, dia mellihat, perlu ada penanganan serius terhadap masuknya pasar bebas, di mana prinsip ekonominya tidak lagi membantu masyarakat yang membutuhkan, tapi mereka yang mampu membeli.
Dengan begitu, intervensi terhadap warga kurang mampu akan lebih dioptimalkan, sehingga bukan hanya makmur yang diperoleh, tapi juga sejahtera. Hal tersebut akan ditempuh dengan beberapa program yang dinilai prioritas seperti, pembenahan lapangan kerja, peningkatkan produktifitas pasar petani pascapanen, pendidikan 12 tahun dan pembangunan unit kesehatan di desa-desa.
"Namun, pengembangan sosial, ekonomi, budaya, politik dan hukum yang kami targetkan tetap berlandakan akhlak," ujarnya
Gus Ipul menambahkan, pihaknya sangat setuju dengan konsep yang ditawarkan oleh Soekarwo. Terlebih, dia dinilai cukup peduli terhadap persoalan globalisasi, dan kebijakanya pun dinilai dapat tepat. Hal itu pula yang menjadi alasannya tetap bersedia mendampingi Soekarwo maju pada periode kedua sebagai pimpinan provinsi.
Menurutnya, tidak ada satu pun kepala daerah, bahkan kepala negara yang mampu menyelesaikan persoalan wilayah dalam dua periode, apalagi satu kali masa jabatan. Untuk itu, perlu adanya keberlanjutan program, agar dapat memperbaiki masalah secara bertahap.
"Kalau ada calon yang menyatakan mampu dalam satu periode, itu suatu tanda tanya besar," kata Gus Ipul.
Selain itu, dia menyatakan, alasan lainnya untuk tetap memilih Soekarwo sebagai pihak yang diusung adalah, masalah moral. Sebab, awalnya, dia dimenangkan oleh masyarakat yang percaya serta memberi mandat pada keduannya, karena itu, bila dia memisahkan diri, hal itu dinilai mencedrai moral politik.