REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali menyatakan sejarah membuktikan Alquran adalah kitab suci yang terpelihara kesahihan dan keaslian teks-teksnya. Terkait dengan hal itu, ia menegaskan Alquran umat hendaknya harus menghormati apa adanya.
Suryadharma menegaskan Alquran jelas tak bisa diubah-ubah. Karena itu, ia tak sepaham dengan aliran kebebasan mutlak bahwa segala sesuatu dapat dilakukan semaunya. "Di dunia ini tidak ada kebebasan mutlak," kata Suryadharma ketika membuka Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Ulama Alquran di Serang, Banteng, Selasa (21/5) malam.
Menurut Suryadharma, jika Alquran yang disusun dengan baik, kemudian diubah-ubah lagi, seperti yang dilakukan kelompok Ahmadiyah, tentu keasliannya hilang. Maka, kitab itu bukan lagi dapat disebut Alquran. Padahal, Alquran adalah kitab suci bagi umat Islam. Jelas saja dapat menimbulkan kemarahan, katanya.
Suryadharma juga berpesan kepada ulama supaya memperhatikan originalitas, seperti tertukarnya halaman jangan sampai terjadi. Soal keaslian atau originalitas ini, ia mengaku sering menjelaskan ke berbagai pihak kerap menghadapi persoalan dengan pihak luar.