REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) mengalami kerugian 2,64 juta dolar AS per hari akibat kebocoran pipa transmisi gas ruas Sumatera Selatan ke Jawa yang dioperasikan PT PGN Tbk.
Kepala Divisi BBM dan Gas PT PLN Suryadi Mardjoeki di Jakarta, Kamis, mengatakan akibat kebocoran pipa PGN, pasokan gas sebesar 165 BBTUD ke PLTGU Muara Tawar, Bekasi, terhenti.
"Sejak hari ini, kami terpaksa menambah pembelian BBM hingga 4.000 kiloliter untuk Muara Tawar," katanya.
Pemakaian 4.000 kiloliter setara dengan 26 dolar AS per MMBTU. Sedangkan, harga pembelian gas ke PGN saat ini sebesar 10 dolar per MMBTU, sehingga selisihnya adalah 16 dolar per MMBTU.
Kalau pemakaian gas mencapai 165 BBTUD, kerugian PLN mencapai 2,64 juta dolar AS per hari. "Kami belum tahu sampai kapan pasokan gas bisa normal lagi," kata Suryadi.
Ia menambahkan, kebocoran tersebut bukanlah kondisi kahar, sehingga PLN mempertimbangkan untuk meminta ganti rugi ke PGN. "Apalagi, harga gas ini baru naik yang mestinya dibarengi dengan peningkatan kualitas," ujarnya.
Harga gas PGN ke PLN mengalami kenaikan per 1 April 2013 dari sebelumnya 7,3 menjadi 9,8 dolar AS per MMBTU.
Suryadi juga mengatakan, PLTGU Muara Tawar tidak bisa menerima pasokan gas PGN yang tekanannya telah menurun menjadi hanya 10 bar. "Kami butuh minimal 17 bar, sehingga berdampak seluruh pasokan gas PGN tidak bisa kami terima," katanya.
Pipa transmisi gas ruas Sumatera Selatan-Jawa yang berada di bawah laut mengalami kebocoran pada Selasa (21/5) pukul 10.40 WIB.
Lokasi kebocoran berada 23 meter di bawah laut pada jalur Labuhan Maringgai-Muara Bekasi di Kilometer Point 138-139 atau di sekitar wilayah Pulau Damar.
Direktur Pengusahaan PGN Jobi Triananda dalam rilisnya mengatakan, kebocoran tersebut merupakan anomali operasi. PGN akan segera memperbaiki pipa berdiameter 32 inchi tersebut dengan metode "repair clamp" dan diharapkan beroperasi normal dalam beberapa hari ke depan.