REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Mesir menyatakan hingga kini belum ada laporan mahasiswa Indonesia yang keracunan. Hal ini menyusul berita terulangnya kasus keracunan di salah satu universitas di Mesir.
Sebelumnya disebutkan 150 mahasiswi keracunan makanan di Universitas Zagazig di Provinsi Sharqiya, Delta Nil, di Mesir. Sekretaris Fungsi Penerangan Sosial Budaya, Dahlia Kusuma Dewi mengatakan belum ada laporan mahasiswi Indonesia yang mengalami keracunan di kampus tersebut.
Untuk kasus sebelumnya di Universitas Al Azhar, juga tidak ada mahasiswa Indonesia yang mengalami keracunan makanan. Karena asrama tempat kasus tersebut terjadi diperuntukan bagi mahasiswa asal Mesir.
''Kami belum mendapat kabar hingga kini, mudah-mudahan tidak ada,'' kata Dahlia kepada Republika, Ahad (26/5).
Sebelumnya, Jumat (24/5) lalu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Yahya Moussa mengatakan dikutip dari Xinhua sebanyak 150 mahasiswi mengalami keracunan di Mesir.
Sekretaris Kementerian Kesehatan Sharqiya, Ibrahim Hindawi menyampaikan satu tim medis telah dibentuk untuk memeriksa mahasiswi tersebut. Ini dilakukan sebelum memperkenankan mereka meninggalkan rumah sakit.
Kasus keracunan makanan terjadi pada 1 April lalu. Ketika itu lebih dari 500 mahasiswa Universitas Al-Azhar jatuh sakit setelah mereka mengkonsumsi ayam yang sudah basi.
Hal ini mengakibatkan rektor universitas, Osama al-Abd dipecat. Pada 29 April lalu, sedikitnya 179 mahasiswa jatuh sakit setelah mereka makan siang. Kemudian dilaporkan, makanan itu berisi ikan tuna yang sudah busuk.