REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Tiga pengeboman di Baghdad terjadi lagi, termasuk ledakan bom mobil di sebuah pasar, menewaskan lima orang, Kamis (6/6), kata sejumlah pejabat. Serangan terakhir itu merupakan sejumlah pengeboman dan kekerasan di Irak yang menimbulkan kekhawatiran perang sektarian.
Dua bom pinggir jalan di Baghdad baratdaya menewaskan tiga orang, kata sejumlah pejabat keamanan dan medis. Dua orang lagi tewas dalam ledakan bom mobil di sebuah pasar di wilayah tenggara ibu kota Irak tesebut, kata mereka.
Serangan-serangan di Baghdad dan penjuru lain Irak, menurut laporan AFP, meningkat tajam dan Mei merupakan bulan paling mematikan sejak 2008, di mana lebih dari 600 orang tewas. Seorang utusan PBB untuk Irak memperingatkan bahwa kekerasan sudah "siap meledak".
Ledakan-ledakan Kamis itu merupakan yang terakhir dari gelombang pemboman dan serangan bunuh diri di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya dan pawai protes selama beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.
Lebih dari 450 orang tewas dalam kekerasan pada April, sementara jumlah kematian pada Maret mencapai 271 korban. Sepanjang Februari, 220 orang tewas dalam kekerasan di Irak, menurut data AFP yang berdasarkan atas keterangan dari sumber-sumber keamanan dan medis.
Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak. Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.