REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Hanta Yudha mengatakan koalisi partai politik yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan (Setgab) tidak akan pecah, melainkan hanya retak selamanya. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diprediksi tidak mungkin berani mengeluarkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari koalisi.
"SBY membutuhkan PKS untuk mengimbangi kekuatan Partai Golkar di koalisi. Kalau Golkar semakin kuat, bahkan keluar dari koalisi maka posisi koalisi bisa rentan jika oposisi melakukan goncangan," kata Hanta di Jakarta, Sabtu, (8/6).
Selain itu, jika SBY mengeluarkan PKS, maka simpati pubik terhadap SBY menjadi negatif. Sebab SBY seolah menzolimi PKS. Namun, Hanta menyarankan kalau SBY merasa tidak cocok dengan PKS, sebagai kepala negara seharusnya ia bersikap tegas dengan mengeluarkan PKS..
Dalam pemerintahan presidensial multi partai, Hanta mengungkapkan memang terdapat masalah yakni koalisi presidensial yang rentan. Koalisi dibentuk bukan berdasarkan kedekatan ideologi namun hanya transaksional, prgmatis.
Menurut Hanta, dalam koalisi biasanya soliditas kurang diperhatikan. Koalisi menjadi sangat rapuh dan sering mengalami masalah komunikasi. Solusinya, perlu penataan sistem politik atau pembentukan permanen.