REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sepekan lalu, Ketua MPR RI Taufiq Kiemas menjalankan tugas kenegaraan di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT). Di sana, ia memperingati Hari Kelahiran Pancasila dan meresmikan situs bersejarah Bung Karno.
Dengan mengenakan kemeja tenun warna merah lengan panjang Taufiq Kiemas berseri-seri wajahnya. Saat sambutan kenegaraan pun, ia sempat bersenda gurau dan tertawa dengan para anggota MPR.
Beberapa kali, almarhum mengajak ngobrol Wapres dari atas mimbarnya. Teks pidato yang dipegangnya sering kali keluar dari jalur. Taufiq dengan santai membubuhkan kalimat di luar pidato dan berimprovisasi.
Nada suaranya pun keras dan tegas tetapi tampak bersemangat berpidato di tempat lahirnya Pancasila. Dalam sambutannya itu, Taufiq sempat memperkenalkan para anggota MPR yang ikut bersamanya. Ia dengan bangga mengatakan tidak ada fraksi dalam MPR.
“Kalau di DPR ada banyak fraksi, di MPR hanya ada satu fraksi; fraksi empat pilar,” katanya saat sambil tersenyum dan meminta para anggota MPR yang hadir berdiri dan melambaikan tangan pada masyarakat Ende.
Fraksi empat pilar yang dimaksud adalah fraksi yang memperjuangkan empat pilar kenegaraan, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Selesai berpidato di Ende, Taufiq berjalan beriringan bersama Boediono ke Taman Rendo. Di taman tersebut, ada patung Bung Karno yang duduk merenung di bawah pohon sukun.
Di tempat itu, nilai-nilai Pancasila lahir. Saat Wapres menekan tombol peresmian, Taufiq tampak tersenyum dan ikut bertepuk tangan bersama ribuan masyarakat yang hadir. Taufiq pun sempat berfoto bersama rekannya di bawah pohon sukun yang menjadi saksi sejarah itu.