REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Penyerangan massa pengikut LDII di Masjid Al Hijri Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor, Sabtu 15 Juni 2013 lalu dinilai merupakan suatu tindakan anarkistis.
Berbagai komentar bahkan kecaman pun mengalir dari sejumlah tokoh dan pemuka agama dikarenakan penyerangan tersebut sempat terdokumentasi oleh rekaman video.
Dalam video tersebut terlihat massa LDII menyerbu masuk kedalam masjid dengan tidak melepaskan alas kaki. Mereka menyerang jamaah yang berada didalam masjid bahkan merusak mimbar masjid.
Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyesalkan adanya serangan fisik tersebut. Din mengharapkan permasalahan tersebut bisa cepat diselesaikan secara ishlah dan tidak dibiarkan berlarut-larut.
“LDII memang dipersoalkan oleh umat Islam lain, jadi tidak ada salahnya mahasiswa mengkaji selama masih dalam batas kajian,” jelas Din saat diwawancara Republika, (17/6). “Tentu hal-hal tersebut tidak patut disikapi dengan serangan fisik,” tambahnya.
Din mengharapkan, bentrokan fisik antar sesama Umat Islam tidak perlu ditonjolkan. Apalagi ditengah permasalahan bangsa yang kian karut-marut. Din mengatakan, umat Islam harusnya mengedepankan “Ishlah zatil bain” yaitu siapa yang salah harus meminta maaf dan di pihak lainnya dengan lapang dada memberi maaf.
Menurutnya konflik kecil yang terjadi tersebut tidak perlu menjadi masalah besar. Ia mengatakan, Muhammadiyah yang sudah ‘besar’ tidak akan melibatkan diri dalam persoalan kecil tersebut.“Saya pikir ini tidak menjadi urusan Muhammadiyah lah. Biarlah ini menjadi urusan adik-adik IMM,” jelasnya.