REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Demonstrasi menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Yogyakarta marak. Kali ini puluhan mahasiswa dari Dewan Mahasiswa (Dema) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menggelar aksi demonstrasi di Bunderan kampus setempat, Senin (17/6).
Selain melakukan orasi, mereka juga menggelar happening art terkait dampak kenaikan harga BBM tersebut. Menurut Ketua Dema Justicia FH UGM 2013, Danang Dermawan, rencana kenaikan harga BBM yang akan dilakukan pemerintah sangat tidak tepat.
Pasalnya kata dia, pemerintah terkesan lempar batu sembunyi tangan dengan kebijakan tersebut. "Ingin mencabut subsidi BBM dengan alasan konsumsi BBM bersubsidi naik, tetapi regulasi kepemilikan kendaraan sangat mudah dan import kendaraan murah juga mudah. Ini lembar batu sembunyi tangan," tandasnya.
Pemerintah kata dia, juga tidak tegas melakukan pemisahahan konsumsi kendaraan yang mewah dan tidak mewah. Sehingga alasan pemerintah menaikkan harga BBM karena penyaluran subsidi tidak tepat sasaran sangat tidal realistis.
Begitupula alasan ancaman defisit APBN hingga tiga persen yang diajukan pemerintah untuk melegalkan kebijakannya tersebut juga tidak tepat. 'Pemerintah terkesan malas melakukan terobosan menutup defisit, selain menaikkan harga BBM," tandasnya.
Karena itulah, melalui aksi tersebut pihaknya menuntut pemerintah untuk melakukan pembatalan pencabutan subsidi BBM 2013. Mereka juga menolak rencana pemberian bantuan langsung sementara dan menuntut pemerintah lebih kreatif dalam mencari sumber pendapatan untuk menutup defisit APBN.