REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Miftah, Sugiarto, Purnama, dan Surya harus meregang nyawa sekitar pukul 17.00 WIB di Sea Water Reverse Osmosis, Jaya Ancol, Jakarta, Rabu (19/6).
Keempatnya meninggal diduga karena keracunan di lokasi kejadian. Kapolres Jakarta Utara, Kombes M Iqbal mengatakan keempatnya merupakan pekerja perusahaan pemurnian air PT Saran Tirta Utama (STU) milik PT Jaya Ancol.
Menurut Iqbal, waktu kejadian keempat korban yang tewas beserta lima temannya sedang membersihkan bak Sea Water Reverse Osmosis. ''Sea Water Reverse Osmosis itu tempat pengolahan air laut menjadi air bersih,'' kata Iqbal di Jakarta, Kamis (20/6).
Ia mengatakan proyek pembersihan yang dikerjakan oleh sembilan orang tersebut diketuai oleh korban yang bernama Miftah. Di saat pengerjaannya, Miftah menyuruh rekannya Purnama dan Surya untuk turun membersihkan ke dalam bak di lokasi kejadian.
''Tidak berapa lama dua orang di dalam bak berteriak,'' ujar Iqbal. Mendengar adanya teriakan dari rekannya, Miftah dan Sugiarto masuk memeriksa ke dalam bak. Lantas, Miftah dan Sugiarto juga berteriak.
Lima rekannya yang lain melihat untuk memastikan keadaan para korban. Namun, mereka menemukan empat rekannya terbujur lemas. ''Mereka menolong para korban, tapi ikut lemas,'' kata Iqbal.
Langkah evakuasi langsung dilakukan pihak kepolisian yang dibantu oleh penyelam Denjaka TNI AL dan Pemadam Kebakaran. Namun, empat korban tidak tertolong, sementara lima korban terkulai lemas.
Kesembilan pekerja tersebut dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk mendapat pengobatan bagi yang masih tertolong nyawanya, dan yang meninggal akan di autopsi.
Hingga kini, pihak kepolisian masih memasang garis polisi di lokasi kejadian, melakukan pengembangan saksi, dan mendatangkan Puslabfor Mabes Polri untuk meneliti adanya racun yang membunuh korban. ''Kita masih teliti adanya racun dan dugaan tindak pidana," ujar Iqbal.