Sabtu 29 Jun 2013 11:08 WIB

PAN Bangga tak Satu Pun Kadernya Masuk Daftar ICW

Wakil Sekretaris Jendral Partai Amanat Nasional (PAN), Teguh Juwarno
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Wakil Sekretaris Jendral Partai Amanat Nasional (PAN), Teguh Juwarno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tak satu pun anggotanya masuk dalam daftar anggota dewan yang diragukan komitmennya terhadap pemberantasan korupsi versi Indonesia Corruption Watch (ICW), Partai Amanat Nasional (PAN) mengaku sangat berbangga. 

Kader muda PAN, Teguh Juwarno dan Azis Subekti dalam siaran persnya yang diterima ROL, Sabtu (29/6), menegaskan, sejak awal PAN dibentuk sebagai partai antikorupsi dan akan tetap menjaga komitmen tersebut.

Sekretaris Fraksi PAN, Teguh Juwarno, mengaku sangat bersyukur  tidak satu pun anggota parlemen dari PAN disebut dalam rilis ICW. Fakta itu, kata dia,  secara langsung menunjukkan bahwa arahan ketua umum PAN untuk selalu menjadi musuh perilaku korup dijalankan semua kader.

Namun demikian, menurut Teguh, tidak pada tempatnya bila hal itu membuat mereka besar kepala dan lupa diri. Bagi Teguh, sejatinya rilis tersebut baru berupa peringatan kepada politisi agar tetap komit terhadap segala upaya pemberantasan korupsi.   

“Kita semua sepakat bahwa musuh utama bangsa saat ini adalah korupsi. Karena itu, kami selalu konsisten dalam upaya pemberantasan korupsi. 

Termasuk konsisten untuk menindak tegas para anggota yang terbukti melakukan tindak pidana tersebut,” kata Teguh. 

Ia juga berharap agar kader-kader PAN terus menjaga apa yang disebutnya prestasi tersebut.

Rilis ICW sendiri dinilai Teguh patut diapresiasi sebagai bentuk kontrol publik terhadap para wakilnya di parlemen.  

“Sudah sewajarnya anggota parlemen sebagai pejabat publik harus siap menerima konsekuensi, yakni adanya kontrol publik. Langkah ICW ini perlu dikembangkan juga terhadap pejabat-pejabat publik di eksekutif dan birokrasi,” kata anggota DPR yang mewakili daerah pemilihan Tegal-Brebes itu.

Sementara Wakil Sekjen PAN, Azis Subekti, berharap lebih banyak lagi lembaga yang bisa memperkuat rilis ICW tersebut. Azis yakin, hal itu bisa memberikan penerangan ke masyarakat tentang figur-figur caleg sebenarnya. Dengan cara itu, kualitas caleg pun bisa lebih terjaga.

“Karena kita semua sesungguhnya ingin orang-orang bersihlah yang akan menjadi wakil rakyat, agar produk yg dihasilkan legislatif periode ke depan benar-benar berpihak pada rakyat,” kata Azis. Ia tidak menampik kemungkinan besar ke-36 orang itu akan terpilih kembali karena ketidaktahuan publik. “Itulah perlunya agar rilis itu terus disosialisasikan,” kata dia.

Tentang tak adanya kader PAN dalam daftar, Azis meyakini hal itu karena sejak awal pun Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa, menekankan perlunya rekrutmen caleg yang bersih, berintegritas, punya kapasitas, serta memiliki rekam jejak yang bersih. “Jadi, sebenarnya kami tidak terkejut dengan hasil ICW itu,” kata Azis.

Jumat lalu, Indonesia Corruption Watch (ICW) merilis 36 nama anggota dewan yang diragukan komitmennya terhadap pemberantasan korupsi. 

Ke-36 orang tersebut adalah:

1. Aziz Syamsuddin (Golkar)

2. Desmond J Mahesa (Gerindra)

3. Herman Hery (PDIP)

4. Bambang Soesatyo (Golkar)

5. Edhie Baskoro Yudhoyono (PD)

6. Mahyudin (Golkar)

7. I Wayan Koster (PDIP)

8. Said Abdullah (PDIP)

9. Mirwan Amir (PD)

10. Abdul Kadir Karding (PKB)

11. Olly Dondokambey (PDIP)

12. Jhonny Allen Marbun (PD)

13. Ahmad Yani (PPP)

14. Syarifuddin Suding (Hanura)

15. Nasir Djamil (PKS)

16. Idris Laena (Golkar)

17. Achsanul Qosasih (PD)

18. Zulkifliemansyah (PKS)

19. Ignatius Mulyono (PD)

20. Nudirman Munir (Golkar)

21. Setya Novanto (Golkar)

22. Kahar Muzakir (Golkar)

23. Adang Darajatun (PKS)

24. Fahri Hamzah (PKS)

25. Ribka Tjiptaning (PDIP)

26. Pius Lustrilanang (Gerindra)

27. Melchias Marcus Mekeng (Golkar)28. M Nasir (PD)

29. Vonny Anneke Panambunan (Gerindra)

30. Nazaruddin Sjamsuddin (PBB)

31. Sutan Bhatoegana (PD)

32. Marzuki Alie (PD)

33. Priyo Budi Santoso (Golkar)

34. Max Sopacua (PD)

35. Charles Jonas Mesang (Golkar)

36. H Achmad Farial (PPP)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement