Senin 01 Jul 2013 16:45 WIB

Setengah Tahun, Wonogiri Tambah 17 Kasus HIV-AIDS

Rep: Edi Setiyoko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Positif mengidap HIV (ilustrasi)
Positif mengidap HIV (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WONOGIRI--Angka penderita ODHA (Orang Dengan HIV-AIDS) di Kabupaten Wonogiri cukup mencengangkan. Dalam kurun waktu enam bulan,periode Januari-Juni tahun ini,  penderita penyakit kehilangan kekebalan tubuh yang bisa menyebabkan kematian ini bertambah 17 orang.

 

Angka itu berdasar temuan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri. Kenyataan itu diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan DKK Wonogiri, Suprio Heryanto. ''Sejak awal tahun 2013 hingga juni ini diketemukan 17 kasus baru pengidap HIV/AIDS,'' kata dia di kantornya, Senin (1/7).

 

Angka penderita ini, menurut Suprio, masih kalah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dalam periode yang sama. Periode Januari-Juni 2012 tercatat 33 temuan baru penderita HIV/AIDS. Jadi, total pendataan sejak 2005 hingga Juni 2013 mencapai 104 penderita. ''Angka Ini cukup tinggi''.

 

Dari 104 pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Wonogiri, 56 diantara mereka berjenis kelamin laki-laki dan 48 perempuan. Menurut dia dari 104 orang tersebut, jumlah penderita yang meninggal sebanyak 59 orang, dan yang masih hidup ada 45 orang.

Pengidap HIV/AIDS tersebut status sosial kalangan ibu rumah tangga, buruh, wiraswasta, Pekerja Seks Komersial (PSK), sopir, karyawan dan pengangguran.

 

Satu catatan penting lain dikemukakan Suprio Heryanto, 48% di antara penderita adalah perantau. Hampir semua kaum laki-laki.

Berdasarkan penelusuran atas angka itu, diduga pengidap HIV/AIDS yang baru terdata itu bukan tertular HIV/AIDS di Kabupaten Wonogiri. Itulah masalahnya, penderita HIV/AIDS tersebut berasal dari daerah lain, alias 'impor'.

 

''Rata-rata memang 'kasus impor'. Jadi, kaum perantau pulang kampung sudah dalam keadaan terinfeksi HIV/AIDS. Kebanyakan perantau bekerja atau buruh di luar kota. Selama dalam perantauan mereka ‘jajan’, hingga akhirnya tertular. Mereka kemudian pulang lalu menularkan kepada istrinya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement