REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian memberi tanggapan atas delapan wejangan yang disampaikan oleh presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam peringatan HUT Bhayangkara ke-67, Senin (1/7). Menurut Polri delapan pesan yang SBY kemukakan akan menjadi perhatian khusus bagi mereka dalam membangun diri yang lebih baik.
Juru bicara Polri Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Irjen Ronny F Sompie, mengatakan Polri tentunya siap berbenah diri. “Tentunya kami Polri akan menjadikan ulang tahun ini sebagai cambuk momentum perbaikan institusi penegakan hukum yang lebih baik, masa bertambah umur tidak ada perbaikan” kata dia di Mabes Polri Senin (1/7).
Ronny berujar, mewujudkan pelayanan prima dan penegakan hukum untuk keamanan dalam negeri dan pemantapan Pemilu 2014 menjadi fokus utama Polri lainnya. Dia berujar demi memugar Polri yang lebih antikriminal, pemberantasan kejahatan baik eksternal maupun internal kepolisian terus dilakukan.
Sumber daya manusia (SDM) di tubuh Polri, kata dia, menjadi titik yang masih terus dibenahi. Polri tidak menutup mata kejahatan yang terjadi di negeri ini termasuk yang dilakukan oleh individu di lingkup kepolisian sendiri.
Disinggung mengenai masalah korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di tubuh Polri, Ronny mengatakan, Polri tetap membutuhkan pihak luar untuk selalu ikut mengawasi. “Awasi, koreksi dan tegus kami, tentang semua sikap dan perilaku kami sehingga kualitas Polri yang diidamkan masyarakat dapat tercipta,” ujar dia.
Sebelumnya, dalam peringatan HUT Bhayangkara Polri ke-67 di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, presiden menyampaikan delapan kepada Polri. Delapan visi tersebut intinya agar Polri dapat menjadi lembaga terdepan dan terbaik yang dapat diandalkan masyarakat. Selain itu, presiden juga meminta agar Polri dapat menjadi institusi yang bersih, tak kalah dari organisasi kekerasan, dan mantap dalam mengamankan Pemilu tahun depan.