REPUBLIKA.CO.ID, JAKARA -- Deputi Kepala Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Ridwan Djamaluddin, mengatakan potensi laut dalam Indonesia melimpah. Namun, kata dia, sayangnya belum dieksplorasi.
"Potensi laut dalam di Indonesia melimpah, yang kita temukan ada di Semeleu, Nias, Bengkulu dan Selatan Jawa Barat," ujar Ridwan di Jakarta, Senin (1/7). Ridwan menyebut potensi itu mayoritas ada di Samudera Hindia. Jika dibandingkan dengan eksplorasi di samudera lainnya, eksplorasi ataupun riset di Samudera Hindia sangat minim.
Berdasarkan hasil penelitian BPPT, di daerah tersebut ditemukan gas hidrat. Untuk itu ke depannya, BPPT akan menggandeng industri untuk melakukan riset mengenai laut dalam. "Riset laut dalam itu sangat mahal. Harga sewa kapal untuk riset saja bisa saja mencapai 500 ribu dolar Amerika Serikat per hari," tambah dia.
Oleh karena itu, kata dia, tidak efektif jika riset dan industri jalan sendiri-sendiri. Selain bekerja sama dengan industri, BPPT juga melirik kerja sama dengan negara tetangga. "Dari segi riset mendapat hasil ilmiah, dari segi bisnis juga mendapatkan hasil.Dengan bekerja sama maka wahananya bisa optimal," katanya.
Riset mengenai laut dalam, kata Ridwan, berfungsi untuk mengetahui bahaya bencana, perubahan iklim, studi kehidupan purba, dan keanekaragaman hayati. Dia berharap hal tersebut dapat diwujudkan dalam waktu dekat.