REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Para pedagang ayam di pasar tradisional se-Jawa Barat mengancam akan melakukan aksi mogok berjualan. Aksi itu dilakukan, karena harga daging ayam saat ini terlampau tinggi. Bahkan, dinilai sudah tidak rasional.
"Sudah dua hari, pedagang Cirebon dan Cianjur mogok berdagang dan akan diikuti di daerah-daerah lain di Jabar," ujar Ketua Divisi Perunggasan Persatuan Warung dan Pasar Tradisional (Pesat) Jawa Barat, Yoyo Sutarya kepada wartawan pada aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Kamis (4/7).
Saat menggelar aksi unjuk rasa, puluhan pedagang tak hanya mengisinya dengan berorasi. Tapi, pedagang pun sempat membakar kandang ayam. Kemudian, mereka menggantung dua ekor ayam pada sebuah kayu dan membakar ayam tersebut.
Menurut Yoyo, harga daging ayam saat ini sudah mencapai Rp32 ribu-34 ribu/ kg. Nilai tersebut dianggap tidak rasional karena biasanya harga daging ayam hanya berkisar Rp24 ribu-26ribu/ kg.
Harga daging ayam yang tinggi itu, kata dia, membuat pedagang merugi. Sebab, keuntungan yang didapat pedagang sangat sedikit sehingga tidak bisa menutupi biaya operasional. "Harga daging ayam mahal, membuat penjualan kami merosot hingga 50 persen," katanya.
Yoyo menilai, harga daging ayam tinggi disebabkan spekulasi peternak ayam. Nilai jual ayam di tingkat peternak melonjak dari 17.500/ kg menjadi Rp20.500/ kg sedangkan harga di tingkat bandar mencapai Rp22.500/ kg. "Kami terpaksa jual dengan harga tinggi karena biaya operasionalnya juga tinggi," katanya.
Kalau kondisi ini dibiarkan, Yoyo memprediksi, harga daging ayam berpotensi kembali naik pada saat awal Ramadan dan Idul Fitri. Oleh sebab itu, pemerintah diminta segera turun tangan menstabilkan harga daging ayam. Keseimbangan harga sangat dibutuhkan agar pedagang tidak merasa was-was saat berdagang.
"Kami yang dilapangan selalu merugi karena terlalu mahal, sehingga kami memilih berhenti jualan sampai ada penyesuaian harga," katanya.
Dikatakan Yoyo, harga ayam tinggi sudah terjadi sejak sebulan. Sehingga, pedagang kelabakan. Padahal, Jawa Barat sentra ayam, tapi kenapa harganya bisa tinggi.
"Kami menduga ada pengusaha besar yang memonopoli harga, jadi kami meminta pemerintah segera membereskannya," kata Yoyo.
Mulai hari ini (Kamis, 4/7), kata dia, sekitar 5.000 pedagang ayam di Bandung Raya akan mogok berjualan. Ungkapan kekecewaannya itu akan terus dilakukan hingga harga ayam kembali normal.