Sabtu 06 Jul 2013 21:01 WIB

AS dan PBB Prihatin dengan Kondisi Mesir

Rep: Hannan Putra/ Red: Mansyur Faqih
Aksi unjuk rasa para pendukung Presiden Muhammad Mursi di Nasser City, Kairo, Mesir, Kamis (4/7).    (AP/Hassan Ammar)
Aksi unjuk rasa para pendukung Presiden Muhammad Mursi di Nasser City, Kairo, Mesir, Kamis (4/7). (AP/Hassan Ammar)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menyatakan keprihatinan tentang kudeta militer terhadap Presiden Mursi yang terjadi Jumat (5/7). AS pun mendesak pemimpin Mesir untuk segera menghentikan perseteruan yang terjadi.

"Kami menyerukan kepada semua pemimpin Mesir untuk mengutuk penggunaan kekerasan. Semuanya harus berupaya mencegah kekerasan agar tidak terus berlanjut di kalangan pendukung Mursi," kata juru bicara Kemenlu AS, Jen Psaki seperti dilansir dari BBC, Sabtu (6/7).

Hal serupa disampaikan Sekjen PBB, Ban Ki-moon. Dalam pernyataannya, Sabtu, Ban Ki-moon menyeru militer yang kini memegang kebijakan di Mesir untuk lebih melindungi para demonstran. "Sekjen sangat meyakini bahwa kondisi saat ini adalah saat-saat yang kritis di mana sangat penting bagi Mesir untuk bekerja sama untuk memetakan kembali upaya damai dan mengontrol warga sipil, tatanan konstitusional, dan pemerintahan yang demokratis," kata juru bicara PBB, Ban Farhan Haq.

Farhan Haq menambahkan, setiap warga Mesir menjadi penentu masa depan negara piramida itu. Baik laki-laki mau pun perempuan harus berupaya menciptakan perdamaian dan tidak larut dalam kekerasan.

"Para pemimpin politik Mesir memiliki tanggung jawab bagi setiap kebijakan, perkataan dan tindakan mereka. Mereka harus berkomitmen untuk membuka pintu dialog damai dan menciptakan sistem yang demokratis yang mencakup semua konstituen Mesir, termasuk perempuan," kata Haq.

Konflik berdarah yang telah menewaskan 30 orang dan melukai ratusan lainnya itu mengundang keprihatinan dunia. Jutaan massa pendukung Mursi dari Ikhwanul Muslimin menggelar protes besar-besaran. Selain memprotes kudeta terhadap presiden yang sah, mereka juga memprotes penangkapan terhadap beberapa tokoh Ikhwanul Muslimin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement