REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) berkali-kali melakukan penertiban pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang yang dinilai menjadi penyebab kemacetan. Sayangnya, penertiban PKL tersebut tidak pernah efektif.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pun mengakui tidak mudah menertibkan PKL yang memenuhi pusat grosir Tanah Abang tersebut. "Beri waktu, di situ memang paling rumit. Tapi, yakin dalam sebulan ini bakal seperti Pasar Minggu," kata gubernur yang akrab disapa Jokowi ini di Balai Kota, Jumat (12/7).
Menurutnya, Satpol PP akan terus disiagakan selama enam bulan ke depan hingga kawasan Tanah Abang benar-benar bisa steril dari PKL. Mengenai relokasi PKL, Jokowi mengatakan akan memprioritaskan pedagang yang ber-KTP DKI Jakarta.
"Asal tempatnya ada, masuk semua enggak ada masalah. Tapi kalau tempatnya enggak ada prioritas yang Jakarta," ujar gubernur yang hobi blusukan ini.
Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta berencana merelokasi para pedagang ke Pasar Blok G Kebon Jati. Namun demikian, proses relokasi itu harus menunggu PD Pasar Jaya selesai melakukan perbaikan.
Kepala Pasar Blok G Warimin mengatakan masih ada 1607 kios yang kosong. Dia mengaku saat ini pihaknya tengah melakukan perbaikan pada tangga dan dan pintu-pintu harmonika yang banyak mengalami kerusakan.