REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Mahalnya harga daging sapi dan ayam potong, membuat permintaan ikan air tawar di Kota Mataram hingga hari kesepuluh Ramadhan 1434 Hijriah terus naik.
Marwah salah seorang pedagang ikan air tawar di pasar tradisional Mandalika Kota Mataram, mengatakan, penjualan ikan air tawar jenis karper dan nila meningkat drastis. "Dalam sehari saya membawa 50-60 kilogram ikan nila, jumlah itu habis terjual dalam waktu lima hingga enam jam, dengan harga Rp25 ribu perkilogram," katanya, Jumat (19/7).
Marwah yang mulai menggelar dangannya di Pasar Mandalika sekitar pukul 08.00 hingga pukul 12.00 WITA itu mengatakan, di luar bulan puasa dalam sehari dirinya hanya membawa 20-25 kilogram ikan nila.
"Dari jumlah itu pun terkadang masih tersisa, padahal harganya lebih murah yakni Rp 22 ribu per kilogram," katanya.
Namun, meningkatnya permintaan ikan air tawar tersebut berdampak pada kenaikan harga ikan yang dibelinya di pengepul. "Biasanya untuk jenis ikan nila saya beli di pengepul Rp 20 ribu per kilogram, namun kini naik menjadi Rp 22 ribu per kilogramnya," katanya.
Pun dengan ikan jenis karper di pengepul naik dari Rp 26 ribu menjadi Rp 28 ribu per kilogram. "Sehingga saya pun menaikkan harga dari Rp 30 per kilogram menjadi Rp 32 per kilogram," akunya.
Menurutnya, kenaikan permintaan ikan air tawar itu disebabkan karena naiknya harga daging ayam dan daging sapi di pasaran, sehingga masyarakat beralih ke ikan air tawar yang harganya jauh lebih murah.
Pernyataan Marwah diamini seorang pembeli Yulianti (35). Ia mengakui tingginya kenaikan harga ayam broiler yang mencapai Rp 38 ribu per kilogram dan daging sapi yang mencapai Rp 100 ribu per kilogram, membuatnya berfikir ulang untuk membeli daging ayam atau daging sapi.
Diakuinya, tingkat konsumsi daging ayam dan sapi selama Ramadhan dalam keluarganya meningkat jika dibandingkan di luar bulan puasa. "Namun untuk mengimbangi kenaikan harga daging ayam, saya beralih ke ikan laut atau ikan budidaya air tawar atau lainnya," katanya.