REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah diminta segera mengevaluasi sistem kontraintelijen menyusul kasus dugaan penyadapan yang dialami oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Australia.
Anggota Komisi I DPRRI Saifullah Tamliha menjelaskan, lembaga sandi negara seharusnya segera memiliki peralatan super canggih yang bisa melindungi presiden maupun lembaga negara lain dari penyadapan.
Alat proteksi dari sadap super canggih itu terkoneksi dengan satelit sehingga di manapun Presiden berada tidak bisa disadap, termasuk rombongannya.
Amerika, Israel, bahkan Singapura sudah memiliki alat proteksi dari sadap super canggih tersebut. "Masak Indonesia yang lebih besar dari Singapura tidak memiliki alat proteksi semacam itu,"ujarnya, di Jakarta, Selasa (30/7).
Anggota Fraksi PPP itu memastikan, DPR sudah menyiapkan anggaran dalam APBN-Perubahan 2013. Dia pun mendesak agar lembaga sandi negara segera membeli peralatan canggih tersebut.