Selasa 30 Jul 2013 20:00 WIB

JAT: Demokrasi Dijadikan Alat Pembantai Umat

Demonstran Ikhwanul Muslimin menggelar aksi demonstrasi menentang penggulingan Presiden Muhammad Mursi di halaman Masjid Rabaa Al Adawiya, Kairo, Mesir.
Foto: EPA/Khaled Elfiqi
Demonstran Ikhwanul Muslimin menggelar aksi demonstrasi menentang penggulingan Presiden Muhammad Mursi di halaman Masjid Rabaa Al Adawiya, Kairo, Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jamaah Ansharut Tauhid menilai tragedi pembantaian muslimin di Mesir dan di manapun harus dihentikan. Karena, kehormatan kaum muslimin lebih bernilai dibanding dunia dan seisinya.

''Umat harus mengambil pelajaran bahwa Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi akhirnya hanya akan menjadi alat pembantai umat,'' sebut pernyataan JAT dalam keterangan persnya yang diterima Antara.

Karena itu, JAT menilai perjuangan umat harus dilakukan dengan dakwah dan jihad. JAT menyerukan umat Islam menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan kepedulian, pengorbanan dan penegakkan syariah.

Kementerian Kesehatan Mesir menyebutkan 72 orang tewas dan 292 terluka di Kairo. Sementara, delapan tewas dan sedikitnya 194 terluka di Iskandariah.

Korban jiwa tersebut akibat bentrokan yang terjadi antara petugas keamanan dan pengunjuk rasa pada Jumat (26/7) dan berlanjut hari Sabtu.

Para pengunjuk rasa menginginkan Muhammad Mursi dikembalikan kekuasaannya sebagai presiden Mesir. Mursi digulingkan militer melalui kudeta pada 3 Juli.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement