Selasa 20 Aug 2013 09:32 WIB

Raksasa Aluminium Rusia Menderita Kerugian 439 Juta Dolar AS

Bagian-bagian dari aluminium dan titanium yang dipesan sebelumnya diantar dalam kemasan bersegel rapat.
Foto: VIA YOUTUBE
Bagian-bagian dari aluminium dan titanium yang dipesan sebelumnya diantar dalam kemasan bersegel rapat.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Rusal, produsen aluminium terbesar di dunia, Senin (19/8), melaporkan kerugian bersih sebesar 439 juta dolar AS untuk semester pertama 2013. Kerugian bersih tersebut disebutkan karena penurunan harga, pasokan global yang berlebih dan ketidakpastian ekonomi.

Raksasa aluminium asal Rusia ini, yang sudah terdaftar di bursa Hong Kong itu, juga mengatakan pendapatan untuk enam bulan hingga 30 Juni turun 8,8 persen dibanding tahun lalu menjadi 5,2 miliar dolar AS. "Tidak diragukan bahwa industri aluminium kini menghadapi krisis yang diakibatkan over-supply," kata pimpinan Rusal, Matthias Warnig, dalam sebuah pernyataan yang disampaikan kepada Bursa saham Hong Kong.

Menurut Warnig, saat ini Rusal tengah menghadapi masalah stok berlebih tidak dapat segera diatasi, dan seluruh industri membutuhkan waktu untuk menghasilkan tidak secara konvensional untuk mengatasi krisis struktural dan memasuki fase baru pertumbuhan berkelanjutan. Kerugian bersih tersebut dibandingkan dengan perolehan laba bersih 1 juta dolar AS  dalam semester pertama 2012 dan perusahaan mengatakan hal itu sebagian terkait dengan penjualan 'one-off' saham-sahamnya dari Norilsk Nickel yang digunakan untuk pembayaran utang.

Total produksi aluminium selama enam bulan adalah 1.999 ribu ton, turun 4,5 persen, karena perusahaan itu beralih untuk mengurangi produksi. Rusal mengatakan sekarang pihaknya berencana mengurangi produksi sebesar sembilan persen tahun ke tahun atau 357 ribu ton pada 2013 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Angka produksi tersebut lebih besar 57 ribu ton dari perkiraan sebelumnya.

Perusahaan mengatakan perkiraan inflasi yang lebih rendah dan pertumbuhan yang lambat di Cina, serta perkiraan pengurangan program stimulus Federal Reserve AS, menempatkan tekanan pada harga logam. Di London Metal Exchange harga rata-rata aluminium dalam semester pertama turun menjadi 1.835 dolar per ton dari 1.978 dolar pada 2012. Perusahaan mengalami kerugian yang lebih buruk dari perkiraan 337 juta dolar AS pada 2012.

sumber : Antara/AFP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement