REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Sejumlah pria bersenjata menewaskan lima orang, termasuk dua tentara, di Irak pada Kamis. Demikian kata para pejabat terkait kekerasan terbaru dalam lonjakan kekerasan yang pemerintah sejauh ini telah gagal untuk membendungnya.
Pasukan keamanan dalam beberapa pekan terakhir melakukan beberapa operasi terbesar mereka sejak penarikan pasukan AS tahun 2011. Tetapi, para pengulas dan diplomat mengatakan pemerintah belum membahas akar penyebab kekerasan.
Orang-orang bersenjata melakukan dua serangan terpisah di Provinsi Nineveh. Serangan menewaskan empat orang termasuk dua tentara.
''Serangan itu melukai beberapa lainnya dalam dua serangan terpisah. Salah satu dari mereka menargetkan pos pemeriksaan,'' kata seorang perwira tentara dan seorang dokter.
Di Kota Kirkuk, orang-orang bersenjata menculik dan mengeksekusi pengacara. Sementara, sebuah bom mobil di tempat parkir mobil pemerintah melukai empat orang.
Kekerasan meningkat di Irak tahun ini ke tingkat yang tidak terlihat sejak 2008 ketika negara itu muncul dari konflik sektarian Sunni-Syiah yang brutal.
Serangan telah menewaskan lebih dari 3.550 orang sejak awal tahun 2013. Demikia menurut angka yang dikumpulkan oleh AFP.