REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Warga lereng Merapi diminta untuk tidak memburu dan membunuh macan setelah peristiwa diterkamnya kambing di Kepuharjo Cangkringan, Jawa Tengah.
Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan Taman Nasional Gunung Merapi, Asep Nia Kurnia, mengatakan macan tidak pernah menyerang manusia di alam liar.
"Macan tutul atau hewan buas lainnya di Gunung Merapi dan hutan lainnya mempunyai sifat alami yaitu menghindar dari aktivitas manusia," katanya.
Menurut Asep, penyebab diterkamnya kambing-kambing milik warga Kepuharjo tersebut lantaran lokasi kandang dan ternak yang jauh dari pemukiman. Selain itu, keberadaan macan tutul dan perkembangan satwa lain di Merapi mengindikasikan kondisi kawasan TNGM yang berangsur membaik.
Asep mengimbau agar masyarakat tidak perlu resah dan takut atas kejadian tersebut. "Yang perlu diwaspadai adalah penempatan kandang jangan terlalu jauh dengan pemukiman, dan dengan penerangan yang cukup, termasuk adanya siskamling," ujar Asep.
Sebelumnya, empat kambing etawa milik Margoto, warga Kepuharjo, Cangkringan diterkam oleh binatang buas. Warga sekitar menduga kambing-kambing tersebut diterkam oleh macan lantaran kondisi kambing yang mati tercabik-cabik.