REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelemahan rupiah terpampang jelas di depan mata. Kondisi ini dinilai sebagai salah satu imbas ketidakpercayaan dunia usaha kepada RAPBN 2014.
"Rancangan tersebut hanya menggambarkan bussines as usual," ujar Wakil Ketua Bidang IT, Telekomunikasi dan Penyiaran Kadin RI, Didie Soewondho, Senin (26/8).
Hal ini antara lain bisa dilihat dengan angka pertumbuhan yang masih 6,4 persen. Lalu nilai dollar yang dipakai masih dalam kisaran Rp 9600. Kemudian defisit anggaran dalam posisi 1,4 hingga 1,6 persen.
Pengusaha pun berharap pemerintah lebih realistis menghadapi pelemahan rupiah. Didie sendiri yakin bahwa pemerintah seharusnya punya alasan mengapa membuat porsi RAPBN menjadi seperti itu.