Selasa 27 Aug 2013 23:46 WIB

SBY Disarankan Lepas Tangan Soal Konvensi PD

Partai Demokrat umumkan susunan Komite Konvensi Calon Presiden.
Foto: ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
Partai Demokrat umumkan susunan Komite Konvensi Calon Presiden.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Muncul pendapat agar Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono lepas tangan terhadap proses konvensi calon presiden.

 "SBY harus menunjukkan sikap kenegarawanan dengan tidak campur tangan dalam proses konvensi. Biarkan proses konvensi berjalan secara 'fair' siapa pun yang terpilih," kata pengamat politik Universitas Diponegoro Semarang, M. Yulianto, di Semarang, Selasa (27/8).

Menurut pengajar FISIP Undip itu, masyarakat sebenarnya sudah telanjur bersikap apatis dengan konvensi yang digelar Demokrat sebagai evek banyak kasus yang mendera petinggi di parpol tersebut. Dampak terburuknya adalah masyarakat akan merespons apa pun kreasi yang dilakukan oleh Partai Demokrat untuk memperbaiki citranya secara skeptis atau meragukannya, termasuk konvensi capres meski membuka peluang pada eksternal.

 
"Oleh karena itu, SBY harus rela dan legawa siapa pun yang terpilih nantinya dalam konvensi Demokrat. Meski bukan orang yang dikehendakinya, tetap menunjukkan sikap kenegarawanan yang demokrat," katanya.
Ia mengingatkan sebenarnya SBY pernah menunjukkan sikap berbesar hati saat Kongres Partai Demokrat di Bandung, Jawa Barat, 2010, yang memenangkan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum partai tersebut. "Sebenarnya, Anas kan bukan orang yang direstui SBY ketika itu. Namun, beliau (SBY) berbesar hati menerima siapa pun yang terpilih. Dalam pelaksanaan konvensi nantinya juga harus seperti itu," katanya.
Kalau masyarakat melihat masih ada intervensi atau rekayasa di balik layar atas proses konvensi capres Demokrat, imbuhnya,, masyarakat akan makin bersikap skeptis yang justru akan merugikan Demokrat.
 
Yulianto mencontohkan Akbar Tanjung semasa memimpin Partai Golkar yang mencetuskan konvensi capres untuk menyeleksi kader-kader internal dari parpol itu. Ternyata, saat itu justru Wiranto yang memenangi konvensi.
 
"Akbar menerima kekalahannya dari Wiranto saat konvensi itu sehingga masyarakat menilai Partai Golkar sebagai partai yang modern. Nantinya, SBY harus seperti itu juga, legawa, siapa pun yang terpilih," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement