REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA – Memasuki puncak musim kemarau, debit air di Bendung Rentang Kabupaten Majalengka terus menurun. Akibatnya, pengelola bendung tidak dapat memenuhi permintaan tambahan pasokan air yang diajukan petani.
"Debit air di Bendung Rentang terus turun sejak sebulan terakhir," ujar seorang petugas di Bendung Rentang, Dasur, Rabu (28/8).
Dasur menjelaskan, selama ini air dari Bendung Rentang dialirkan melalui Saluran Irigasi (SI) Sindupraja dan SI Cipelang. Untuk SI Sindupraja, debit airnya saat ini hanya 15 meter kubik per detik. Sedangkan untuk SI Cipelang, debitnya tinggal 2,5 meter kubik per detik.
Padahal, dalam kondisi normal, debit air yang mengalir melalui SI Sindupraja mencapai 38 meter kubik per detik. Sedangkan debit normal SI Cipelang mencapai 24 meter kubik per detik.
Namun, Dasur melanjutkan, debit air saat ini masih lebih baik dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Pada Agustus tahun lalu, debit air di Bendung Rentang kurang dari 10 meter kubik per detik. Kondisi itu terjadi akibat masih cukup tingginya curah hujan sepanjang musim kemarau tahun ini.
Dasur menambahkan, turunnya debit air yang terjadi sejak awal Agustus tersebut membuat pihaknya tidak dapat memenuhi permintaan petani di Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu.
Saat itu, petani meminta tambahan air sebanyak 17 meter kubik per detik. Sebab, tanaman padi di daerah tersebut sedang bunting dan membutuhkan pasokan air yang cukup. "Tapi kami tidak dapat berbuat apa-apa karena memang debit airnya terus turun," kata Dasur.