REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Firman Noer menilai Majelis Tinggi tetap akan mempunyai kepentingan menentukan calon pemenang.
Karena, ia mengatakan, Majelis Tinggi pasti menjaga hasil konvensi agar tidak menimbulkan faksionalisasi lebih besar dalam tubuh partai. Apalagi, Demokrat saat ini tengah mengamali kekecewaan dengan berbagai isu negatif. "Ada kepentingan. Fungsi Majelis Tinggi menangani persoalan seperti itu," kata dia.
Sementara, Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute, Center for Democracy and Leadership Research Hanta Yuda, menyorot masalah tidak jelasnya mekanisme konvensi selama ini.
Ia menilai tidak ada paramater yang jelas mengenai calon peserta konvensi. Ia menilai Komite Konvensi tidak gamblang dalam menjelaskan aturan main. "Mungkin Mahfud MD mundur juga karena ragu menang kalahnya seperti apa," kata dia.
Hanta berpendapat, mundurnya Mahfud dan keputusan Jusuf Kalla (JK) tidak mengikuti konvensi bisa jadi karena tidak adanya aturan main yang jelas. Ia juga mencontohkan bagaimana hilangnya nama politisi Demokrat Isran Noor sebagai calon peserta konvensi.
Padahal, ia mengatakan, kader daerah seperti Isran patut dipertimbangkan. "Mengapa si A diundang, mengepa si B tidak itu harusnya diperjalas parameternya," kata dia.