REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jatim mulai mewaspadai ancaman kekeringan yang melanda di daerah setempat. Namun baru warga di Kecamatan Ngraho yang mengajukan permintaan pasokan air bersih.
"Warga yang mengajukan permintaan pasokan air bersih baru di Kecamatan Ngraho, daerah lainnya juga mulai mengalami kekeringan, tapi belum ada yang mengajukan permintaan pasokan air besih," kata Sekretaris BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono, Rabu (4/9).
Ia menjelaskan warga di Kecamatan Ngraho yang sudah mengajukan permintaan pasokan air bersih yaitu warga Desa Njumok dan Nganti dengan jumlah ratusan kepala keluarga (KK). "Pendistribusian air bersih bagi warga di Kecamatan Ngraho masih kami koordinasikan dengan Disnakertransos yang secara teknis sebagai pelaksana," katanya.
Sesuai pemantauan BPBD, katanya, warga di sejumlah desa di Kecamatan Sugihwaras, Kedewan, Sumberrejo, Kedungadem dan Kasiman saat ini mulai kesulitan air bersih. Namun, katanya, warga masih belum mengajukan permintaan air bersih karena masih bisa memperoleh air bersih dengan mencari ke desa tetangganya. "Warga dalam mencari air bersih ke desa tetangganya harus menempuh perjalanan sekitar 3-4 kilometer."
Ia juga menjelaskan pihaknya juga mengirimkan data peta daerah rawan kekeringan di daerahnya kepada BPBD Provinsi Jatim dengan mengambil data kekeringan yang terjadi 2012. "Pengiriman data daerah rawan kekeringan sesuai permintaan BPBD Provinsi Jatim," ucapnya.
Sesuai data, kekeringan pada 2012 melanda 59 desa yang tersebar di 15 kecamatan, di antaranya, Kecamatan Temayang, Sugihwaras, Kedungadem, Kasiman, Tambakrejo, Kedewan, Dander dan kecamatan lainnya. Warga yang mengalami kekeringan dan memperoleh pasokan air besih sebanyak 20.704 kepala keluarga (KK) atau 81.548 jiwa.