REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Dalam Negeri Mesir Mohammed Ibrahim mengatakan ia selamat dari usaha pembunuhan pada Kamis, ketika satu bom yang ditujukan kepada konvoinya di dekat rumahnya di satu jalan Kairo meledak.
Para pejabat keamanan mengatakan satu serangan bom mobil terhadap konvoi menteri itu terjadi sekitar pukul 10.30 waktu setempat (15.30 WIB) di dekat rumahnya di daerah Kota Nasr, dalam usaha pertama seperti itu di Kairo dalam beberapa tahun.
Satu pernyataan Kementerian Dalam Negeri mengatakan konvoi Ibrahim jadi sasaran satu "bom" tanpa merinci lebih jauh. Ibrahim tampil di televisi pemerintah segera setelah serangan itu dan "mengutuk usaha pembunuhan yang pengecut itu".
Ia mengatakan konvoinya jadi sasaran "satu bom yang diledakkan dari jarak jauh" sehingga mencederai "banyak pengawal".
Seorang pejabat di Kementerian Kesehatan mengatakan tujuh orang cedera akibat ledakan itu, sementara seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri mengatakan empat polisi cedera termasuk seorang polisi yang kakinya putus akibat ledakan itu.
Kantor berita pemerintah, MENA, mengatakan polisi segera menutup seluruh akses jalan ke Kementerian Dalam Negeri --yang terletak di pusat kota Kairo.
Seorang koresponden AFP mengatakan beberapa mobil hancur akibat ledakan itu, sementara polisi menutup akses ke lokasi itu. Gambar televisi pemerintah menunjukkan kehancuran parah di bagian depan satu gedung di lokasi ledakan itu.
Serangan bom itu terjadi pada saat polisi dan militer melakukan tindakan keras sejak bulan lalu terhadap para pendukung presiden yang digulingkan Mohamed Moursi.
Ratusan orang tewas di taman-taman Rabaa al-Adawiya dan Nahda di Kairo 14 Agustus ketika polisi menyerbu kamp-kamp protes yang dibangun para pendukung Moursi.
Moursi digulingkan oleh militer 3 Juli, setelah protes-protes rakyat di jalan-jalan terhadap pemerintahnya yang baru berumur satu tahun itu.