REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhelatan Miss World 2013 di Indonesia menuai pro dan kontra. Masing-masing pihak memiliki suara menanggapi kontes kecantikan ratu sejagat itu.
Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) Marwan Ja'far mengatakan penyelenggaraan kontes kecantikan 'Miss World' merupakan bagian dari pergaulan global. Menurutnya, pergaulan Indonesia di mata internasional, maka perhelatan Miss World di Bali dan Sentul memang sebaiknya tidak ditolak.
Marwan menyampaikan ajang Miss World bisa digunakan untuk mengenalkan pariwisata Indonesia seperti Bali, Raja Ampat, Bunaken ke dunia.
"Selama ini masyarakat global lebih kenal Malaysia dari pada Indonesia, makanya momentum Miss World sebaiknya dimanfaatkan untuk promosi pariwisata," katanya di Jakarta, Jumat (6/9).
Bukan hanya untuk memperkenalkan wisata Indonesia, menurut Marwan, sebaiknya Miss World juga dijadikan wahana diplomasi perdamaian dunia. Kontestan Miss World bisa digunakan untuk menyerukan perdamaian di Timur Tengah yang sedangan bergolak luar biasa.
Dikatakan Marwan, Indonesia sebagai negara Muslim harus menjadi pelopor untuk menggunakan Miss World meningkatkan perdamaian dunia. "Perdamaian harus diserukan melalui Miss World," ujarnya.
Marwan mengatakan panitia Miss World fokus eksplorasi kegiatan Miss World lebih banyak ke masalah sosial seperti menanggulangi kemiskinan dan pengangguran. "Peserta menjadi duta suara untuk memerangi kemiskinan dan disparitas sosial," paparnya.