REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan meminta bukti terkait isu adanya rembesan gula ke pasar konsumen.
Adanya gula rembesan itu dikeluhkan para petani tebu dengan menggelar aksi demonstrasi di Jakarta pada Selasa (17/9). “Keluhan pendemo kan ada rembesan gula ke pasar konsumen. Kita minta klarifikasi, minta bukti,” katanya saat ditemui di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (17/9) malam.
Namun, ia menyatakan bukti tersebut belum diberikan kepada kementerian perdagangan. Menurut Gita, laporan di kementeriannya tidak ada rembesan tersebut. Karena itu, pihaknya hanya bisa menunggu pembuktian ada rembesan gula.
“Di kami, tidak ada bukti rembesan. Jadi kita minta bukti,” katanya. Sebelumnya, sebanyak 5 ribu petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) melakukan aksi unjuk rasa di Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan KPK.
Arum menegaskan, aksi demontrasi yang dilakukan para petani tebu ini, karena pemerintah tidak pro petani tebu. Pemerintah memilih impor gula mentah yang kemudian dijual di pasar bebas.
Selain beredarnya gula pasir di pasaran yang bahan bakunya dari gula mentah impor, pengadaannya pun disinyalir penuh rekasaya, seperti pemberian izin impor gula mentah sebanyak 240 ribu ton oleh Mendag pada tahun 2012.