REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pihak kampus Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) membantah telah memberhentikan paksa Wahyu Dwi Pranata. Menurut pihak rektorat, mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer ini berhenti karena mengundurkan diri.
Rektor Udinus Edi Noer Sasongko mengatakan, tidak ada yang dipecat dalam persoalan anggota pers kampus udinus ini. "Secara prinsip Mas Wahyu mengundurkan diri. Memecat dan mengundurkan diri berbeda," ujarnya, Rabu (25/9).
Udinus, jelasnya, sebenarnya sangat menyesal karena Wahyu termasuk mahasiswa yang berprestasi akademik. Menurutnya, indeks prestasi (IP) Wahyu di atas rata- rata, 3,6 sehingga pihak kampus juga mengangkatnya menjadi asisten dosen.
Selain dapat beasiswa dari Udinus, yang bersangkutan juga mendapat beasiswa dari BRI. "Sebenarnya apa yang didapat mas Wahyu dari Udinus impian mahasiswa lain. Pinter dapat beasiswa, jadi asisten pengajar. Itu impian mahasiswa semua," jelasnya.
"Satu hal yang tidak diketahui rektorat kenapa Wahyu nulis sing elek-elek tentang Udinus. Udinus dibandingi bandingkan dengan universitas swasta di Yogyakarta."
Edi juga mengaku telah memanggil orangtuanya. Dasarnya justru pihak kampus kasihan. Namun, rektor mengklaim Wahyu tetap menjeleki jelekkan kampusnya meski lembaga pendidikannya ini sudah berusaha memberikan yang terbaik.
Pihaknya sudah memberikan tawaran daripada sekolah tidak nyaman dan hanya menjelekkan kampus. Termasuk tawaran untuk melanjutkan di tempat lain.
Uang kuliah yang sudah dibayar juga dikembalikan. "Ibunya juga cerita Wahyu sudah kuliah di Kudus minta doa restu agar baik," lanjutnya.