Sabtu 05 Oct 2013 09:17 WIB

Ledakan Granat di Tabanan Murni Kecelakaan

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Dewi Mardiani
   Polisi mengevakuasi korban ledakan granat di kawasan Bukit Catu Candi Kuning, Tabanan, Bali, Jumat (4/10).   (Antara/Eka Buana)
Polisi mengevakuasi korban ledakan granat di kawasan Bukit Catu Candi Kuning, Tabanan, Bali, Jumat (4/10). (Antara/Eka Buana)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Peristiwa ledakan granat di Dusun Bukit Catu, Desa Candikuning, Baturiti Tabanan, murni kecelakaan. Kapolres Tabanan AKBP Dekananto Eko Purwono menegaskan peristiwa itu tidak terkait dengan kegiatan APEC 2013 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali.

"Masyarakat juga sudah tenang dan keluarga korban sudah menerima dengan ikhlas kejadian itu sebagai musibah," katanya, Sabtu (5/10).

Saat dihubungi, Dekananto mengatakan, salah seorang korban selamat, Komang Budiasa (13 tahun) sedang dirawat di RSUD Kabupaten Tabanan, sedangkan korban tewas, Yesi Yusfa (14), dibawa ke RS Denpasar untuk diotopsi. Polisi kata Dekananto, menyimpulkan penyebab perisitiwa ledakan adalah granat, yang terindikasi dari ditemukakannya cincin penutup granat dan serpihan granat di TKP.

Ledakan granat terjadi Jumat (4/9) sekitar 09.30 wita di garasi mobil milik Wayan Puja yang letaknya jauh dari pemukiman. Saat terjadi ledakan, masyarakat menganggap hal biasa, karena sebelumnya di daerah itu dijadikan tempat latihan anggota TNI. Namun setelah masyarakat menelusuri asal suara ledakan, Yesi ditemukan dalam keadaan sudah meninggal, sedangkan Budiasa pulang ke rumahnya dalam keadaan berdarah.

Akibat ledakan itu, atap garasi yang terbuat dari asbes berlubang, persis di bagian atas titik ledakan ,dan sebuah mobil pikup yang terparkir di garasi, kaca depannya hancur, begitu juga bagian roda depan mobil ringsek.

Menurut Dekananto, hingga saat ini polisi sedang menyelidiki, bagaimana geranat itu sampai di tangan korban, dan bagaimana dia membawanya ke garase. Satu-satunya saksi yang diperkirakan mengetahui hal itu adalah Budiasa yang menjadi saksi korban, belum bisa dimintai keterangannya karena masih shock atas peristiwa itu. "Yang jelas ini musibah, tidak ada unsur kesengajaan atau sabotase. Tidak ada hubungannya dengan APEC," katanya.

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Hariadi SH mengatakan, polisi sudah menangani kasus ledakan itu dan sudah pula meminta keterangan terhadap lima orang saksi. Selain itu, jenaah korban tewas Yesi, sudah dibawa ke RS Sanglah Denpasar untuk diotopsi. "Kami juga sedang menunggu korban selamat sehat, sehingga lebih siap menceritakan kronologis terjadinya ledakan," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement