REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA-- Sejumlah wartawan baik nasional maupun internasional mengeluhkan lemahnya koordinasi petugas keamanan di depan pintu gerbang "Bali Tourism Development Corporation" (BTDC) terkait angkutan khusus media atau "shuttle bus" yang tidak diperkenankan masuk ke kawasan tersebut.
Para jurnalis yang menumpang bus khusus untuk media selama Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) itu kecewa setelah petugas kepolisian yang bertugas di depan "traffic light" menuju pintu gerbang BTDC tidak mengizinkan bus masuk ke pintu gerbang utama dan mengalihkan ke Jalan Pratama yang berjarak sekitar satu kilometer dari BTDC.
Meski kendaraan telah dilengkapi stiker khusus, namun petugas kepolisian itu tetap tidak memperkenankan bus masuk melalui gerbang utama. Akibatnya awak media tersebut akhirnya terjebak kemacetan di sepanjang Jalan Pratama menuju pintu gerbang sebelah utara.
Selama sekitar satu jam awak media yang berangkat dari Hotel Santika Siligita Nusa Dua, tertahan di tengah melambatnya arus lalu lintas yang padat dengan kendaraan. Kondisi itu membuat wartawan yang akan melakukan peliputan sejumlah agenda konferensi akhirnya terlambat. Beberapa di antaranya harus menunda tugas.
"Kelemahannya adalah petugas tidak memahami peran media. Pendekatan pengamanan terlalu berlebihan bagi awak media yang meliput agenda KTT APEC," kata wartawan senior Antara, Benny S Butar-butar yang berada di bus khusus media itu.
Ia menjelaskan ketika pelaksanaan KTT APEC di Vancouver, Kanada, awak media disediakan jalur khusus di jalan raya untuk memasuki tempat konferensi. Tak hanya itu, panitia juga menyiapkan kendaraan yang mengantarkan ke tempat pertemuan dari masing-masing tempat wartawan menginap, tak seperti saat ini yang semuanya dikumpulkan di salah satu hotel.
Akhirnya, dengan berinisiatif sendiri sejumlah wartawan meminta untuk memutar kembali ke pintu gerbang utama dan akhirnya bus yang mengangkut jurnalis itu memasuki jalur khusus.
Pihak panitia nasional KTT APEC menyediakan 178 bus dan kendaraan lain untuk mengakomodir para wartawan yang meliput konferensi itu. "Shuttle bus" tersebut diperuntukkan bagi awak media mengingat kendaraan pribadi tidak diperkenankan memasuki kawasan BTDC tanpa dilengkapo stiker khusus.
Sejumlah wartawan sebelumnya sempat mengeluhkan lamanya waktu tunggu "shuttle bus" sehingga sempat menghambat tugas peliputan.