REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) terus mendorong layanan perbankan menggunakan teknologi atau layanan pembayaran bergerak. Model mobile payment services (MPS) ini diharapkan dapat mewujudkan kesetaraan akses keuangan bagi semua atau yang dikenal dengan inklusi keuangan.
MPS diharapkan mampu menjangkau daerah terdalam Indonesia dan memberikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat atas layanan sistem pembayaran. "Jangkauan infrastruktur telekomunikasi Indonesia sudah mencapai 95 persen," kata Deputi Direktur Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Yura A Djalins, Rabu (9/10).
BI mencatat pengguna telepon seluler mencapai 240 juta pengguna. Inilah yang dimanfaatkan oleh BI dalam menyukseskan inklusi keuangan. Kesiapan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia dinilai jauh lebih baik dibandingkan perbankan. Sehingga infrastruktur telekomunikasi menjadi hal penting dalam pengembangan MPS.
BI telah melakukan upaya inklusi keuangan melalui ujicoba branchless banking dengan lima perbankan dan dua perusahaan telekomunikasi. Ujicoba sudah dimulai Mei dan berakhir November mendatang.
Proyek ini khusus untuk layanan pembayaran dengan memanfaatkan infrastruktur telekomunikasi yang sudah lebih kuat di daerah yang belum terjangkau perbankan. "Sedangkan untuk penarikan dana masih harus melalui agen perbankan yang ditunjuk dengan syarat ketat oleh bank," kata Yura.