REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Militan membunuh empat anggota keluarga yang sama di Irak utara, Jumat (18/10), sementara delapan orang tewas dalam serangan-serangan lain, kata sejumlah pejabat.
Di Sinjar, sebelah barat kota Mosul, Irak utara, militan menembak mati seorang ibu dan tiga putranya, semuanya anggota kelompok keagamaan Yazidi, di rumah mereka. Ledakan bom di dekat sebuah rumah di Baquba, sebelah utara Baghdad, menewaskan dua anggota keluarga yang sama dan melukai lima orang.
Dalam insiden lain, orang-orang bersenjata membunuh satu anggota Sahwa, kelompok penentang Alqaidah, dan mencederai seorang dalam serangan terhadap sebuah pos pemeriksaan di dekat kota itu. Di Baghdad, ledakan bom mobil di dekat toko es krim di daerah Mashtal menewaskan lima orang dan mencederai 20 lain.
Serangan-serangan itu terjadi sehari setelah kekerasan di Irak menewaskan 77 orang dan melukai lebih dari 200. Kekerasan di Irak telah mencapai tingkatan yang belum pernah terlihat sejak 2008, ketika negara itu mulai bangkit dari konflik sektarian mematikan pada 2006-2007 yang merenggut puluhan ribu jiwa.
Dengan kekerasan terakhir itu, lebih dari 410 orang tewas sepanjang bulan ini, dan jumlah kematian telah mencapai lebih dari 5.100 sejak awal tahun ini, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas sumber-sumber medis dan keamanan.
Menurut laporan AFP yang dikutip Sabtu (19/10), belum ada pihak yang mengeklaim bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut, namun kelompok di sana dan Alqaidah meningkatkan kekerasan tahun ini. Hampir 900 orang sipil tewas di Irak pada September, menurut misi PBB di Irak.
Kekerasan Kamis itu merupakan yang terakhir dari gelombang pengeboman dan serangan bunuh diri di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya dan pawai protes selama beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.