Kamis 24 Oct 2013 21:15 WIB

Wamenkumham: Darurat Bukan Berarti MK Tak Bisa Bersidang

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: A.Syalaby Ichsan
Wamenkumham Denny Indrayana.
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Wamenkumham Denny Indrayana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana menyatakan, penetapan Perppu Penyelamatan MK (Mahkamah Konstitusi) oleh Presiden Susilo Bambang Yudhonyono (SBY), 17 Oktober lalu, masih dalam keadaan genting.

“Kegentingan itu dapat dilihat dari hasil survei yang mengungkapkan merosotnya kepercayaan publik terhadap MK, beberapa waktu lalu. Jadi, jangan beranggapan keadaan darurat baru terjadi kalau MK tidak bisa bersidang lagi,” kata Denny di Jakarta, Kamis (24/10).

Ia berpendapat, ada beberapa alasan yang membuat Perppu MK menjadi mendesak. Pertama, sebelum ditangkapnya Akil Mochtar oleh KPK, tidak pernah ada ketua MK ataupun ketua MA (Mahkamah Agung) yang tersangkut kasus suap. Bukan hanya di Indonesia, tapi juga di dunia.

“Tidakkah itu genting? Ini tidak hanya bagi MK, tetapi lebih jauh bagi demokrasi di negara hukum Indonesia,” ujarnya. Menurutnya, ditangkapnya Akil oleh KPK tiga pekan lalu tidak bisa dipandang sebagai kejadian biasa, melainkan luar biasa.

Karena itu, peristiwa tersebut perlu direspons dengan cara yang luar biasa pula, yakni dengan menggunakan kewenangan presiden untuk menerbitkan Perppu Penyelamatan MK.

Kedua, pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014 tinggal 6 bulan lagi. Sementara, akan ada kebutuhan mendesak untuk mengisi dua posisi hakim konstitusi yang kosong nantinya. Yaitu, posisi Akil—jika diberhentikan tetap—dan Harjono yang masa kerjanya berakhir Maret tahun depan.

Artinya, kata Denny, Perppu MK menjadi penting untuk menjaga legitimasi pemilu yang nilainya sangat strategis. “Memang, kita sudah memiliki Undang-Undang MK, tapi itu belum memadai. Terutama terkait syarat, mekanisme rekrutmen, dan pengawasan hakim-hakim konstitusi. Karena itu, perppu ini genting dan penting!”

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement