REPUBLIKA.CO.ID, CIPUTAT -- Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang Selatan, menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di sekitar Pasar Ciputat, Jumat (25/10). Keberadaan PKL di Pasar Ciputat itu telah lama dikeluhkan warga karena kerap mengakibatkan kemacetan parah.
Sembilan puluh anggota Satpol PP diterjunkan menertibkan PKL yang memakan hingga separuh lebih badan jalan itu. "Kita mulai tertibkan hari ini (Jumat 25/10). PKL yang berada di jalan dan di bawah fly over itu,” kata Azhar Syam’un, Kepala Satpol PP Kota Tangerang Selatan, kepada ROL, Jumat (25/10).
Azhar menjelaskan, penertiban PKL ini dilakukan praktis tanpa perlawanan. Menurutnya, hal itu dikarenakan PKL sebelumnya telah diberi surat edaran untuk membongkar lapaknya masing-masing karena akan dilakukan penertiban. Selain itu, para PKL juga sadar jika kehadiran lapaknya di badan jalan membuat arus lalu lintas menjadi tersendat.
Namun, para PKL mengaku akan kembali membuka lapak dagangannya jika belum ada solusi untuk relokasi. Naryo (34 tahun) misalnya, pedagang buah asal Solo itu mengaku akan kembali membuka lapaknya. Sebab, tidak ada pilihan baginya selain berdagang buah.
Selama ini ia bisa menafkahi keluarganya dengan berjualan di pinggir jalan Pasar Ciputat itu. “Nanti kalau sudah tidak ada Satpol PP ya dibuka lagi. Ngikut teman-teman (PKL) yang lain saja,” katanya saat diwawancara ROL, Jumat (25/10) sore.
Saat itu Naryo sudah membuka kembali lapak dagangannya kecil-kecilan di tepi jalan. Saat ditemui ROL, ia sedang menata buah mangga di atas lapak kecil miliknya. PKL yang sudah empat tahun berjualan di Pasar Ciputat itu tidak takut bila kembali didatangi Satpol PP. "Nanti kalau datang ya kita tutup lagi," ujarnya seraya tersenyum.
Pernyataan serupa juga dikatakan Tolong (60 tahun). Pedagang sayuran yang sudah delapan tahun berjualan di badan jalan Pasar Ciputat itu mengaku akan terus berjualan. “Habis gimana lagi, belum ada rencana penataan (relokasi),” katanya.
Dikonfirmasi mengenai hal ini, Azhar Syam’un mengatakan telah mengantisipasinya. Untuk itu, di pos penjagaan, pihaknya akan menurunkan 20 petugas jaga selama 24 jam. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga lokasi agar PKL tidak membuka lapaknya lagi.
“Ya sebenarnya kita tidak mau kucing-kucingan. Kita harapkan mereka sadar dengan sendirinya,” ujar Azhar. Azhar menjelaskan, petugas jaga itu akan terus berjaga hingga para pedagang punya kesadaran untuk tidak berdagang kembali di badan jalan.
Azhar mengakui, memang belum ada lokasi yang cocok untuk digunakan sebagai tempat relokasi PKL. Pasar Ciputat yang berada di seberang jalan hingga kini belum dilakukan perbaikan. Dikatakannya, jika bangunan itu masih dalam pengelolaan Pemerintah Kabupaten Tangerang. Sampai sekarang, proses penyerahan pengelolan sedang berlangsung.
Pantauan ROL, di lapangan, hingga Jumat (25/10) sore, PKL yang biasanya berada di badan jalan dan di bawah fly over kini sudah tidak ada. Namun, hingga sore hari nampak terlihat beberapa pedagang mulai membuka lapaknya kembali meski kecil-kecilan.
Selain itu, tukang ojek yang mangkal di tepi jalan semakin banyak. Akibatnya kemacetan yang terjadi pun belum sepenuhnya bisa diselesaikan. Dari arah Pamulang ke Lebak Bulus, kemacetan masih terlihat mengular. Sedangkan dari arah sebaliknya pun demikian. Hal ini dikarenakan, selain banyaknya tukang ojek yang mangkal, masih banyak pula angkutan umum yang ngetem serta dengan sembarangan menurunkan dan menaikkan penumpang.