Ahad 03 Nov 2013 19:36 WIB

Produksi Industri Manufaktur Mikro Sulut Naik

 Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo (kedua kanan) dan Menko Kesra Agung Laksono (keempat dari kiri), saat meninjau Gedung CTI di Manado, Senin (11/2).
Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo (kedua kanan) dan Menko Kesra Agung Laksono (keempat dari kiri), saat meninjau Gedung CTI di Manado, Senin (11/2).

REPUBLIKA.CO.ID,

MANADO -- Produksi industri manufaktur mikro kecil Sulawesi Utara (Sulut) triwulan ketiga 2013 meningkat 5,35 persen dibandingkan periode sebelumnya atau q-to-q.

"Demikian juga jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu atau y-on-y naik 3,24 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik Sulut, Faizal Anwar, di Manado, Minggu.

Faizal mengatakan dengan peningkatan tersebut, maka secara nasional pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil Sulut berada di atas angka rata-rata nasional.

Menurutnya kenaikan produksi industri manufaktur mikro dan kecil tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya secara signifikan pertumbuhan industri jasa reparasi dan pemasangan mesin peralatan 13,4 persen, makanan 11,96 persen dan logam dasar 7,07 persen.

Secara rinci, Faizal mengatakan, ada 10 industri yang mengalami pertumbuhan negatif pada triwulan ketiga ini tetapi angkanya kecil, sedangkan lima bertumbuh positif yang besar, tetapi dibandingkan periode yang sama tahun lalu hanya sembilan yang negatif dan enam positif juga lebih besar, hanya satu yang tetap.

Ia menyebutkan yang naik adalah industri makanan 11,96 persen, kulit, barang dari kulit dan alas kaki 4,76 persen, logam dasar 7,07 persen, furnitur 4,61 persen dan jasa reparasi dan pemasangan mesin peralatan 13,40 persen.

Sedangkan yang turun adalah industri minuman minus 5,27 persen, tekstil minus 5,55 persen, pakaian jadi minus 9,86 persen, industri barang dari kayu dan gabus, anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya minus 0,85 persen, farmasi, obat kimia dan tradisional minus 12,77 persen, barang galian bukan logam minus 12,27 persen, logam bukan mesin dan peralatannya minus 10,00, alat angkutan lainnya minus 1,46 dan pengolahan lainnya minus 5,40 persen.

Secara tahunan (YoY) yang naik adalah makanan 10,52 persen, kulit barang dari kulit dan alas kaki 10,00, logam dasar 5,36 persen, logam bukan mesin dan peralatannya 0,27 persen, alat angkutan lainnya 11,67 persen, furnitur 9,47 persen.

Kemudian yang turun adalah minuman minus 1,94 persen, tekstil minus 5,15 persen, pakaian jadi minus 2,25 persen, kayu, barang dari kayu dan gabus, anyaman dari bambu dan rotan minus 5,53, farmasi produk cat kimia dan obat tradisional minus 9,77 persen, industri mesin dan perlengkapan YTDL minus 25 persen, jasa pengolahan lainnya minus 6,41 dan reparasi dan pemasangan mesin peralatan minus 2,83 persen.

Ia mengatakan industri manufaktur mikro dan kecil di Sulawesi Utara banyak tersebar di Minahasa Utara, Minahasa Selatan, Minahasa, Sangihe dan Bolaang Mongondow Selatan.

Faizal menjelaskan kebanyakan industri manufaktur mikro dan kecil yang dikembangkan oleh masyarakat berbahan dasar pertanian, seperti Minahasa Selatan yang potensial minuman keras dan kopra, Minahasa Utara pertambangan emas rakyat dan Sangihe pandai besi yang menghasilkan pisau, parang dan alat pertanian.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement