REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mengeluhkan masih maraknya pencurian rambu lalu lintas, baik untuk transportasi di sungai maupun darat. "Banyak rambu lalu lintas yang hilang, padahal pengadaannya tidak murah," kata Sekretaris Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Informatika Provinsi Kalbar, Agustinus Edi Sukarno.
Ia mencontohkan rambu di sungai yang menggunakan kayu jenis belian karena relatif lebih kuat terhadap air. Namun, harga kayu belian lebih mahal dibanding jenis kayu lainnya di Kalbar. Ia menambahkan, pengadaan rambu jalan raya juga memerlukan biaya yang cukup mahal. "Bahan yang digunakan untuk rambu tersebut berasal dari alumunium," ucapnya.
Menurut Edi Sukarno, setiap tahun selalu dilakukan pengadaan rambu-rambu lalu lintas tersebut. Sedangkan untuk pencegahan, selalu dilakukan pihak Pemprov Kalbar dengan menggandeng pihak terkait seperti aparat dan warga setempat. "Sebelum melakukan pemasangan, baik di sungai maupun darat, selalu berkoordinasi dengan camat, lurah, RT, RW, tokoh agama, maupun tokoh masyarakat setempat," ujarnya.
Ia menegaskan, masyarakat dilibatkan agar dapat bersama-sama menjaga rambu-rambu lalu lintas tersebut. Edi Sukarno melanjutkan, keberadaan rambu-rambu sangat penting bagi pengguna transportasi sungai maupun darat. Ia mengakui, sulit untuk menjaganya kalau hanya mengandalkan pihak kepolisian karena cakupan wilayah yang luas.