REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Anggota Komisi 3 DPR RI Ruhut Sitompul menegaskan pihak kepolisian dan pemerintah untuk mencari bersama akar permasalah penembakan warga sipil yang dilakukan oknum Brimob.
Menurut dia, tidak ada permasalahan ketika oknum anggota Brimob menjadi pengawas atau pembina jasa keamanan sebagai kerja sampingan selama itu untuk kesejahteraan dan pengamanan masyarakat.
Ruhut melanjutkan, ini didasarkan karena belum adanya renumerasi di tubuh Polri sehingga anggota kemungkinan mencari sampingan lain. ''Yang penting kan dia tidak mabuk terus menembak,'' kata dia, Rabu (6/11).
Selain itu, Ruhut mengatakan, harus dipertanyakan kenapa pelaku sampai mengeluarkan senjata?. Pasalnya yang ditakutkan adalah 'The Man Behind The Gun'. Dalam hal ini, senjata tidak perlu ditakutkan, tapi orang yang memegang senjatanya yang harus ditakuti.
Maka, tes psikologi perlu dilakukan rutin setidaknya setahun sekali atau sesuai anggaran yang ada di Polri. ''Usulan saya adalah enam bulan sekali,'' kata dia.
Tes Psikologi ini untuk mengetahui tingkat emosi seseorang apakah layak untuk memegang senjata atau tidak. Selain tes psikis adalah pemberitahun bahwa senjata itu tidak boleh digunakan sembarang dan perlu adanya latihan rutin untuk melatih si pemegang senjata.
Dalam keterangan terbaru, oknum anggota Brimob berinisial W berkeinginan hanya menakut-nakuti satpam. Namun secara tidak terduga senjata tersebut justru meletus.''Ini yang harus dilakukan tes tersebut penting,'' kata dia.
Diketahui, oknum anggota Brimob berinisial W sudah menjadi pengawas satpam di Kawasan Jakarta Barat, sejak tahun 2009 lalu, tanpa seijin Kesatuannya. Ia digaji Rp 300 ribu per bulan dan diminta langsung oleh kordinator satpam setempat untuk menjadi pengawas dan pembina satpam.
Dan akhirnya, oknum anggota Polri tersebut menembak mati seorang satpam bernama Baharuddin di Ruko Galaxi No 30-31 Blok L Kompleks 1000 Ruko, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (5/11), sekitar pukul 18.30 WIB, karena korban menolak setelah meninggalkan pos kerjanya.
Pelaku menyerahkan diri ke Mako Brimob di Kelapa Dua, Depok, dan pada pukul 23.00 WIB, Selasa (5/11), pelaku diserahkan penyidik Polres Jakarta Barat untuk diperiksa.