REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali menegaskan kerukunan antar dan interumat beragama harus mengakar di bumi Indonesia, sehingga melahirkan kedamaian dan kesejahteraan.
"Mengingat kerukunan antarumat beragama bisa berubah karena sifatnya yang dinamis, dan bisa berubah setiap saat, maka harus dirawat dengan baik," katanya saat membuka pagelaran paduan suara gerejawi antarperguruan tinggi agama Katolik swasta (PTAKS) tingkat nasional 2013 di Jakarta, Kamis malam.
Untuk itu, kata dia, perlu kerja sama antarsemua pihak, baik pemerintah maupun seluruh komponen masyarakat. kata Menag Suryadharma Ali pada pembukaan acara yang diikuti ratusan mahasiswa di Jakarta, Kamis malam.
Menurut Menag pada pembukaan acara yang diikuti ratusan mahasiswa itu, kerukunan antarumat beragama bisa berubah karena sifatnya yang dinamis.
"Hari ini bisa rukun besok belum tentu, bulan ini rukun bulan depan belum tentu, tahun ini rukun tahun depan belum tentu," ujarnya.
Oleh sebab itu, kerukunan umat beragama harus terus diperjuangkan, dibina dan dijaga. Menag mengatakan kerukunan antarumat beragama di Indonesia saat ini tidak ada permasalahan yang serius, bahkan bisa dikatakan sangat baik.
"Seperti saat penyelenggaraan MTQ di Ambon beberapa waktu lalu, kantor keuskupan di sana dipakai oleh kafilah Banten. Tiap waktu berkumandang ayat-ayat Al Quran," katanya.
Menurut dia, peristiwa itu sangat monumental, karena Ambon merupakan daerah konflik. "Namun, konflik di sana begitu didalami, terjadi karena dipicu kekuatan luar, bukan kemauan umat beragama," katanya.
Menag mengingatkan, potensi konflik di Tanah Air selalu ada. Misalnya, pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah, ada yang membangun sentiment agama, suku. "Tapi kita harus waspada. Karena masih ada pihak yang tidak ingin kita rukun, dan yang mudah melalui agama," kataya.
Terkait kegiatan pagelaran itu, Menag mengatakan kegiatan ini sebagai momentum penting dalam rangka mendorong dan meningkatkan kualitas keimanan dan kecintaan umat kepada Tuhan.
Dirjen Bimas Katolik Semara Duran Antonius mengatakan pagelaran paduan suara ini bertujuan memberikan wahana juang bagi kualitas mahasiswa. Kegiatan ini diikuti 18 kontingen (378 orang) dari perguruan tinggi agama Katolik yang tersebar di Tanah Air.